Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Daerah Istimewa Yogyakarta
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menetapkan status peringatan dini level siaga untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada hari Rabu, 20 Agustus 2025. Wilayah ini diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang disertai kemungkinan terjadinya petir dan angin kencang, terutama di wilayah Sleman dan Kota Yogyakarta atau Jogja.
Peringatan ini dikeluarkan karena adanya dinamika atmosfer yang aktif. Hal tersebut meliputi keberadaan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatera, serta zona konvergensi yang berlangsung dari Jawa Timur hingga Jawa Tengah. Selain itu, belokan angin yang memperkuat potensi pertumbuhan awan konvektif di kawasan selatan Pulau Jawa turut menjadi faktor pemicu cuaca ekstrem.
Berdasarkan prakiraan BMKG untuk hari Rabu (20/8) pukul 07.00 WIB, berikut kondisi cuaca di masing-masing kabupaten/kota di DIY:
- Kota Yogyakarta: Hujan petir, suhu berkisar antara 24 hingga 30 derajat Celsius, dengan kelembapan 66 hingga 95%.
- Sleman: Hujan petir, suhu berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celsius, dengan kelembapan 67 hingga 93%.
- Bantul: Hujan ringan, suhu berkisar antara 23 hingga 30 derajat Celsius, dengan kelembapan 66 hingga 96%.
- Kulon Progo: Hujan ringan, suhu berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celsius, dengan kelembapan 70 hingga 94%.
- Gunungkidul: Hujan ringan, suhu berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celsius, dengan kelembapan 68 hingga 96%.
Dengan tingkat kelembapan yang tinggi dan suhu yang relatif stabil, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap peningkatan curah hujan. Peningkatan tersebut dapat menyebabkan genangan air, banjir lokal, bahkan potensi pohon tumbang serta gangguan lalu lintas.
BMKG memberikan beberapa imbauan kepada warga DIY, yaitu:
- Memantau pembaruan cuaca melalui aplikasi InfoBMKG atau kanal resmi BMKG.
- Menghindari aktivitas luar ruang saat terjadi petir atau angin kencang.
- Memastikan saluran air tidak tersumbat sebagai langkah mitigasi banjir.
Selain itu, pemerintah daerah juga diimbau untuk tetap siaga dan menyosialisasikan potensi cuaca ekstrem kepada masyarakat. Sosialisasi dapat dilakukan melalui perangkat RT/RW serta sistem peringatan lokal. Dengan persiapan yang baik, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu.