Senyum Indonesia Terancam, 50% Warga Alami Masalah Gigi dan Mulut

Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut yang Masih Mengkhawatirkan

Masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia. Data terkini menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen penduduk mengalami gangguan pada gigi dan mulut, mulai dari karies, gigi berlubang, hingga radang gusi.

Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berdampak langsung pada kualitas hidup seseorang. Banyak orang kesulitan makan, terganggu dalam aktivitas sehari-hari, bahkan kehilangan rasa percaya diri akibat masalah penampilan.

Sayangnya, hanya sekitar 11,2 persen atau sekitar 3 juta orang yang benar-benar mencari pengobatan medis untuk masalah gigi mereka. Artinya, banyak masyarakat membiarkan kondisi gigi tanpa perawatan yang cukup.

Bahkan, hanya 1 dari 16 orang yang menyikat gigi dengan benar sesuai anjuran kesehatan. Hal ini menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Beban masalah gigi ini diperkirakan akan menjadi ancaman serius bagi sistem kesehatan nasional. BPJS Kesehatan memperkirakan biaya perawatan gigi bisa mencapai Rp1,2 triliun pada tahun 2030 jika tidak ada langkah pencegahan yang signifikan sekarang.

Saat ini, penyakit gigi dan mulut sudah masuk dalam lima besar penyakit terbanyak di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa masalah gigi bukan lagi sekadar isu kecil, melainkan bagian dari isu kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian lebih besar.

Beberapa faktor masih menjadi penyebab tingginya angka kasus. Literasi kesehatan gigi yang rendah membuat sebagian masyarakat baru datang ke dokter gigi ketika kondisi sudah parah.

Selain itu, distribusi tenaga medis belum merata, dengan lebih dari 2.700 puskesmas di Indonesia yang tidak memiliki dokter gigi. Data CKG juga menemukan bahwa 52,67 persen anak sekolah mengalami karies, sedangkan 19,3 persen bayi dan balita sudah terdeteksi masalah gigi sejak dini.

Kondisi ini semakin kompleks karena banyak orang dewasa dan lansia yang memiliki masalah gigi sekaligus penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes.

Meski demikian, solusi sebenarnya bisa dimulai dari langkah kecil. Menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan benar serta melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi dua kali setahun merupakan langkah sederhana namun berdampak besar. Dengan disiplin dan kesadaran yang baik, masyarakat dapat mencegah berbagai masalah gigi dan mulut sejak dini.

Pemerintah, lembaga kesehatan, hingga masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dan literasi kesehatan gigi. Kampanye “Gigi dan Gusi Sehat, Senyum Indonesia Hebat” diharapkan menjadi pengingat bahwa menjaga kesehatan gigi bukan sekadar slogan, melainkan gerakan nasional untuk masa depan yang lebih sehat.

Dengan langkah sederhana dan konsisten, Indonesia bisa menekan angka masalah gigi dan mulut, sekaligus mengurangi beban biaya kesehatan di masa depan.

Karena senyum sehat bukan hanya cerminan kebahagiaan, tetapi juga investasi untuk kualitas hidup yang lebih baik. Dengan perawatan yang tepat dan kesadaran yang tinggi, setiap individu dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut, sehingga memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *