Dai Muda Jawa Barat Lolos Seleksi Program Pembibitan 2025
BANDUNG – Sebanyak 35 dai muda dari Jawa Barat berhasil lolos dalam seleksi Program Pembibitan Calon Dai Muda (PCDM) 2025.
Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Penerangan Agama Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia. Proses seleksi berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, pada tanggal 4 hingga 8 Agustus 2025.
Dari total 634 pendaftar yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, sebanyak 200 peserta terpilih. Seleksi dimulai dengan pengiriman video, curriculum vitae, dan esai mengenai konsep pemberdayaan masyarakat.
Peserta yang lulus kemudian mengikuti pembekalan intensif selama lima hari. Setelah itu, mereka dibagi ke dalam kelompok untuk magang di enam pesantren di Jawa Barat, termasuk di Sukabumi, Bekasi, Bandung, dan Indramayu.
Kehadiran 35 peserta dari Jawa Barat menunjukkan antusiasme tinggi dalam menciptakan dai muda yang relevan dengan tantangan zaman. Selain itu, hal ini juga memperkuat citra Jawa Barat sebagai pusat pengembangan dakwah moderat.
Salah satu peserta yang menjadi sorotan adalah Rofik Rijal Fadilah Gunawan, seorang dai muda asal Garut berusia 22 tahun. Ia menyatakan semangatnya untuk menjalankan dakwah yang moderat, bukan hanya melalui retorika tetapi juga aksi nyata di tengah masyarakat.
“Saya ingin belajar menjadi dai yang moderat, bukan hanya menyampaikan nasihat agama lewat kata-kata, tetapi juga mewujudkan hal nyata, seperti ikut kegiatan masyarakat demi kemajuan umat,” ujar Rofik saat diwawancarai melalui telepon pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Rofik menyebutkan tiga keterampilan utama yang ingin ia kembangkan melalui program ini, yaitu penguatan moderasi beragama, solusi bagi kemajuan umat, serta pemanfaatan media sosial.
“Kita berperang dengan konten yang tidak edukatif. Dai harus hadir dengan konten yang mencerahkan,” tambahnya.
Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa dakwah masa kini menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan dinamis. Karena itu, menurutnya, dai dituntut untuk melakukan aksi nyata.
“Kita harus menjawab tantangan zaman dengan aksi nyata, senyata-nyatanya,” ujar Ahmad Zayadi dalam sambutannya.
Program ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi dai muda untuk meningkatkan kompetensi mereka, tetapi juga menjadi wadah untuk membentuk generasi pemimpin yang mampu menjawab tantangan masyarakat modern.
Dengan fokus pada moderasi beragama dan pemanfaatan teknologi, program ini diharapkan mampu menciptakan dai-dai muda yang lebih tangguh dan adaptif terhadap perubahan.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk membangun jaringan kerja antara peserta dan institusi pendidikan agama, sehingga dapat memperkuat sistem pendidikan dan pengembangan keislaman di berbagai daerah.
Dengan demikian, para dai muda akan memiliki landasan yang kuat untuk menjalankan tugas mereka sebagai pilar masyarakat yang berakhlak dan berpengetahuan.