Evaluasi Kinerja Pemprov Jateng Berdasarkan Survei Litbang Kompas
Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen telah menjalani masa kepemimpinan selama sekitar lima bulan di Jawa Tengah. Hasil evaluasi terhadap kinerja mereka menunjukkan bahwa responden memberikan nilai rata-rata sebesar 6,8. Angka ini didapatkan dari survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada tanggal 1 hingga 5 Juli 2025 terhadap 400 responden.
Dari skala 1 hingga 10, sebanyak 29,5 persen responden memberikan nilai 7. Sementara itu, 24,3 persen responden menilai 8, lalu 16,2 persen memberikan nilai 5, dan 14,7 persen menilai 6. Dengan demikian, mayoritas responden memberikan penilaian di bawah 7, yang menunjukkan bahwa ada ruang untuk peningkatan kinerja.
Peneliti Litbang Kompas, Agustina Purwanti, menyebutkan tiga hal utama yang menjadi evaluasi kinerja Pemprov Jateng. Ia menyoroti masalah infrastruktur, ekonomi, bansos, dan pendidikan sebagai isu paling mendesak bagi masyarakat Jawa Tengah. Hal ini terlihat dari hasil survei yang menunjukkan bahwa 47,3 persen responden menganggap infrastruktur jalan rusak dan penerangan jalan sebagai masalah yang perlu segera diperbaiki.
Selain itu, sebanyak 36,2 persen responden menilai pentingnya penyediaan lapangan pekerjaan untuk mengatasi pengangguran. Meski begitu, Pemprov Jateng mengklaim bahwa sebanyak 2.400 kilometer atau 89,9 persen dari 173 ruas jalan provinsi berada dalam kondisi baik, dengan sisa yang membutuhkan peningkatan.
Sementara itu, sebanyak 14,3 persen responden menyatakan bahwa bansos masih belum merata atau tidak tepat sasaran. Masalah ini disebut-sebut menghambat upaya pengentasan kemiskinan di Jateng. Dalam beberapa kasus, perangkat desa terbukti memasukkan kerabat sebagai penerima bansos meskipun mereka tidak termasuk dalam kelompok yang berhak menerima bantuan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Pemprov Jateng berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,9 persen. Awalnya, Jawa Tengah berada di peringkat dua se-Jawa, kini turun menjadi peringkat tiga se-Jawa. Pada September 2024, angka kemiskinan di Jateng adalah 9,58 persen, lalu turun menjadi 9,48 persen pada Maret 2025. Jumlah penduduk miskin juga mengalami penurunan sebesar 29,65 ribu orang, sehingga jumlah warga miskin kini berada pada angka 3,37 juta.
Meski Jawa Tengah sering dikaitkan dengan status provinsi yang miskin, kenyataannya Jawa Tengah merupakan provinsi termiskin kedua di Jawa setelah DIY. Namun, ada beberapa capaian yang mendapat apresiasi dari masyarakat, seperti penyediaan air bersih dengan tingkat kepuasan sebesar 83,7 persen dan kepuasan pelayanan kesehatan masyarakat sebesar 83,4 persen.
Metode Penelitian Survei
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka oleh Litbang Kompas pada tanggal 1 hingga 5 Juli 2025. Sebanyak 400 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Tengah. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, “margin of error” penelitian diperkirakan kurang lebih 4,9 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei ini sepenuhnya dibiayai oleh Harian Kompas.