Apakah Hiu Bisa Dimakan? Ini Jawabannya!

Kasus Keracunan Makanan di Program MBG dan Pertanyaan tentang Konsumsi Daging Hiu

JAKARTA – Kasus keracunan makanan yang terjadi akibat program makan bergizi gratis (MBG) kini menjadi perhatian banyak pihak. Salah satu kejadian yang menarik perhatian adalah keracunan yang dialami para siswa di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Para pelajar tersebut mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi menu ikan hiu saus tomat. Bagi sebagian orang Indonesia, menu ini terdengar sangat aneh.

Pasalnya, hiu dikenal sebagai salah satu ikan ganas di lautan, sehingga sulit membayangkan bahwa ikan ini bisa dikonsumsi. Selain itu, banyak orang juga mempertanyakan apakah daging hiu aman untuk dikonsumsi.

Berikut beberapa hal penting yang perlu diketahui mengenai konsumsi daging hiu:

Ikan Hiu Sudah Dikonsumsi di Banyak Negara Sejak Lama

Di Indonesia, hiu sering dianggap sebagai hewan ganas dan bukan bahan makanan. Namun di luar negeri, daging hiu sering diolah menjadi hidangan lezat.

Di Jepang, daging hiu biasa diiris tipis dan disajikan sebagai sashimi dengan kecap asin dan wasabi. Sementara itu, di Inggris, daging hiu kadang digunakan sebagai pengganti ikan cod dalam hidangan fish and chips.

Banyak orang yang pernah mencoba daging hiu menggambarkan rasanya sedikit manis. Beberapa bahkan menyebut rasa daging hiu mirip dengan campuran antara ikan dan daging ayam.

Rasa ini bervariasi tergantung pada spesies hiu, habitat, dan pola makannya. Contohnya, hiu mako memiliki daging yang ramping dan padat seperti ikan todak, sedangkan hiu sirip hitam memiliki tekstur daging padat dengan rasa yang lebih ringan.

Daging Hiu Mudah Rusak dan Mengeluarkan Aroma Tidak Enak

Salah satu alasan mengapa daging hiu tidak umum dikonsumsi adalah karena sifatnya yang mudah rusak. Daging hiu memiliki aroma amonia yang kuat.

Hal ini disebabkan oleh adanya urea dalam tubuh hiu, zat kimia yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan air laut. Sayangnya, ketika hiu mati, urea dalam darah akan terurai menjadi amonia, yang membuat daging hiu bau menyengat.

Bau ini sulit dihilangkan, sehingga para koki sering merendam daging hiu dalam air garam selama 2 jam atau menggunakan bumbu rendaman berupa campuran susu, air perasan jeruk lemon, dan cuka.

Daging Hiu Mengandung Kadar Merkuri Tinggi

Selain bau yang tidak enak, daging hiu juga memiliki masalah lain yaitu kandungan merkuri yang tinggi. Merkuri adalah logam beracun yang berbahaya bagi manusia. Meskipun hiu bukan satu-satunya ikan yang mengandung merkuri, kandungan merkuri pada hiu jauh lebih tinggi dibandingkan ikan-ikan besar lainnya seperti tuna dan ikan todak.

Dalam 1 kilogram daging hiu, terkandung sekitar 0,77 µg merkuri. Angka ini 8 kali lipat lebih tinggi dari batas dosis yang diperbolehkan. Konsumsi merkuri berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk sakit kepala, kerusakan sistem saraf pusat, kerusakan ginjal, kanker, dan kerusakan otak.

Apakah Hiu Aman untuk Dikonsumsi?

Meski beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Prancis melegalkan konsumsi daging hiu, biasanya hidangan ini hanya tersedia di restoran mewah dan diolah oleh koki berpengalaman. Meski demikian, mengingat risiko kandungan merkuri dan amonia, sebaiknya kita menghindari konsumsi daging hiu.

Anak-anak, ibu hamil, serta wanita yang sedang merencanakan kehamilan sebaiknya tidak mengonsumsi daging hiu, ikan todak, ikan marlin, dan ikan lele. Kandungan merkuri yang tinggi dapat memengaruhi pertumbuhan sistem saraf bayi di dalam kandungan. Untuk orang-orang yang sehat, konsumsi daging hiu dalam porsi kecil diperbolehkan, tetapi tidak boleh lebih dari sekali dalam seminggu.

Dibandingkan dengan jenis ikan lain yang biasanya lebih sehat dan kaya manfaat, daging hiu justru memiliki risiko tinggi jika dikonsumsi.

Kandungan merkuri dan bau amonia yang tidak enak membuat daging hiu kurang ideal sebagai bahan makanan. Oleh karena itu, lebih baik memilih jenis ikan lain yang lebih aman dan bermanfaat untuk kesehatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *