Bahaya Paparan Radioaktif: Kanker hingga Gangguan Mental

Temuan Material Radioaktif Cs-137 di Kawasan Industri Banten

JAKARTA – Temuan material radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di kawasan industri Kabupaten Serang, Banten, memicu kegaduhan.

Penemuan ini terungkap setelah komoditas udang beku yang dikirim ke Amerika Serikat ditolak oleh otoritas AS di beberapa pelabuhan besar seperti Los Angeles, Houston, Savannah, dan Miami.

Pemeriksaan dari Food and Drug Administration (FDA) serta Bea Cukai AS menemukan radiasi pada kontainer udang pada Agustus 2025.

Paparan radiasi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Radiasi adalah emisi energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel subatom yang bergerak.

Sumber radiasi alami berasal dari bahan-bahan radioaktif yang ada di tanah, air, udara, dan bahkan dalam tubuh manusia. Setiap hari, manusia menghirup dan menelan berbagai bentuk radiasi dari lingkungan sekitar.

Sementara itu, sumber paparan radiasi buatan yang paling umum bagi manusia adalah mesin sinar-X dan radiofarmasi yang digunakan untuk tujuan medis. Paparan radiasi bisa berasal dari sumber alami, situasi terencana, atau insiden tak disengaja. Dampaknya bisa eksternal, internal, atau kombinasi keduanya.

Dampak Radioaktif pada Kesehatan

Radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh jika terpapar dalam dosis tinggi. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit radiasi akut. Jumlah radiasi yang diserap tubuh, yang disebut dosis serap, menentukan tingkat keparahan penyakit tersebut.

Terpapar radiasi juga bisa memengaruhi kesehatan mental jangka pendek maupun jangka panjang, seperti kesedihan, ketakutan, dan kecemasan.

Dampak buruk radioaktif pada kesehatan bergantung pada tingkat dosisnya. Semakin tinggi dosisnya, semakin tinggi risiko efek samping. Jika dosis rendah atau diberikan dalam waktu lama, risikonya jauh lebih rendah karena tubuh mampu memperbaiki kerusakan sel dan molekul.

Paparan radiasi tingkat tinggi, seperti dekat ledakan atom, dapat menyebabkan luka bakar kulit dan sindrom radiasi akut.

Sementara itu, paparan radiasi tingkat rendah tidak langsung menyebabkan dampak kesehatan, tetapi berkontribusi minor terhadap risiko kanker. Radiasi juga dapat memengaruhi DNA dengan memutus untai DNA, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Gejala Terpapar Radioaktif

Gejala penyakit radiasi bergantung pada jumlah radiasi yang diserap. Jenis paparan, seperti total atau sebagian tubuh, juga memengaruhi tingkat keparahan.

Gejala pertama biasanya berupa mual dan muntah, yang bisa menjadi indikator seberapa banyak radiasi yang telah diserap. Setelah gejala pertama muncul, seseorang mungkin mengalami periode tanpa gejala, diikuti dengan gejala lebih serius.

Beberapa gejala yang mungkin terjadi antara lain:
* Mual dan muntah
* Diare
* Sakit kepala
* Demam
* Pusing dan disorientasi
* Lemah dan kelelahan
* Rambut rontok
* Muntah berdarah dan feses akibat pendarahan internal
* Infeksi
* Tekanan darah rendah

Tingkat Dosis Radiasi dan Efeknya

Berikut adalah beberapa dosis radiasi dan efeknya:
* 2,4 mSv/tahun – Radiasi latar belakang umum.
* 1,5 hingga 2,5 mSv/tahun – Dosis rata-rata untuk penambang uranium dan pekerja nuklir.
* Hingga 5 mSv/tahun – Dosis tambahan untuk awak pesawat di garis lintang tengah.
* 9 mSv/tahun – Paparan oleh awak pesawat New York-Tokyo.
* 10 mSv/tahun – Batas maksimum bagi penambang uranium.
* 10 mSv – Dosis CT scan perut dan panggul.
* 20 mSv/tahun – Batas saat ini untuk karyawan industri nuklir.
* 50 mSv/tahun – Batas rutin sebelumnya untuk karyawan nuklir.
* 100 mSv – Tingkat terendah di mana peningkatan risiko kanker terlihat.
* 250 mSv/tahun – Ambang batas untuk evakuasi setelah kecelakaan nuklir.
* 1000 mSv jangka pendek – Diperkirakan menyebabkan kanker fatal pada 5 dari 100 orang.
* 4000-5000 mSv jangka pendek – Akan membunuh sekitar setengah dari mereka yang terpapar.
* 8000 mSv jangka pendek – Tingkat paparan yang hampir pasti mematikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *