Wisata  

Bayi Harimau Benggala Lahir di Tengah Kekacauan Bandung Zoo

Kelahiran Dua Bayi Harimau Benggala di Bandung Zoo, Tapi Kondisi Kebun Binatang Memprihatinkan

Pada 12 Juli 2025, Bandung Zoo mengumumkan kabar gembira dengan kelahirannya dua bayi harimau Benggala jantan. Keberadaan satwa langka ini menjadi momen penting dalam upaya konservasi satwa di Indonesia. Namun, kebahagiaan tersebut justru terasa berbeda karena situasi yang sedang dialami kebun binatang tersebut.

Bandung Zoo saat ini tengah dihadapkan pada konflik internal yang cukup serius. Perselisihan antara manajemen lama dan baru menciptakan dualisme kepemimpinan yang memengaruhi operasional sehari-hari. Hal ini menimbulkan ketidakpastian dalam pengelolaan kebun binatang, serta menghambat proses pendanaan yang sangat dibutuhkan.

Konflik yang memanas akhirnya memicu intervensi dari aparat kepolisian. Untuk mencegah situasi semakin tidak terkendali, pihak kepolisian memutuskan untuk menutup sementara operasional Bandung Zoo. Meskipun tindakan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi, dampaknya sangat terasa bagi keberlangsungan hidup ratusan satwa yang ada di dalamnya.

Dualisme Manajemen yang Mengganggu Operasional

Persoalan utama yang terjadi adalah sengketa otoritas antara dua pihak manajemen. Kedua belah pihak sama-sama mengklaim memiliki hak resmi dalam mengelola kebun binatang. Perseteruan ini tidak hanya mengganggu jalannya operasional, tetapi juga menyulitkan proses pengumpulan dana yang sangat dibutuhkan.

Penutupan sementara oleh kepolisian membuat kebun binatang kehilangan sumber utama pendanaan, yaitu dari tiket pengunjung. Tanpa adanya pemasukan tersebut, biaya makanan, perawatan, dan kesehatan satwa harus tetap dipenuhi setiap hari. Kondisi ini semakin memperburuk situasi, terutama karena kebutuhan dasar satwa tidak bisa ditunda.

Peran Para Pekerja Kebun Binatang

Di tengah konflik yang terjadi, para pekerja Bandung Zoo tetap menjalankan tugas mereka dengan tekun. Mereka terus memberikan makanan dan merawat satwa, meskipun dengan keterbatasan dana. Saat ini, mereka mengandalkan dana cadangan yang tersedia. Namun, jumlah dana tersebut terbatas dan dikhawatirkan akan habis jika konflik tidak segera terselesaikan.

Jika dana cadangan benar-benar habis, maka ratusan satwa di Bandung Zoo akan menghadapi risiko serius. Kurangnya nutrisi dan perawatan dapat membahayakan kesehatan bahkan keselamatan hewan-hewan tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar dari kalangan aktivis lingkungan dan pecinta hewan.

Harapan di Tengah Krisis

Kelahiran dua bayi harimau Benggala menjadi satu-satunya harapan di tengah krisis yang sedang terjadi. Harimau Benggala merupakan salah satu spesies yang terancam punah, sehingga setiap kelahiran memiliki makna penting dalam upaya konservasi. Namun, tanpa kejelasan dalam manajemen, kelangsungan hidup mereka juga terancam.

Para pengamat menilai bahwa penyelesaian dualisme manajemen adalah langkah mendesak. Tanpa solusi, konflik ini berpotensi memperburuk citra Bandung Zoo dan mengorbankan satwa yang menjadi tanggung jawab utama. Kestabilan manajemen diperlukan agar kebun binatang ini dapat kembali fokus pada misi konservasi dan edukasi.

Situasi Genting yang Menuntut Tindakan Cepat

Meskipun kelahiran dua bayi harimau Benggala menjadi momen bersejarah, bayangan konflik internal masih menghiasi suasana Bandung Zoo. Dualisme manajemen, penutupan kebun binatang, serta keterbatasan dana membuat kondisi satwa semakin genting.

Pemerintah, pihak terkait, dan seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat segera mendorong penyelesaian konflik. Dengan manajemen yang stabil dan dukungan penuh, Bandung Zoo bisa kembali menjalankan perannya dalam melestarikan satwa, termasuk menjaga masa depan dua bayi harimau Benggala yang baru lahir.