BREBES – Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Brebes, Warsito Eko Putro menyebut jumlah anak putus sekolah atau anak tidak sekolah (ATS) menyumbang tingkat pengangguran di Kabupaten Brebes tinggi.
Sebab, ATS usia 15 tahun menjadi sasaran survei BPS. Mereka yang usianya 15 tahun dihitung sebagai pengangguran oleh BPS, karena mereka tidak sekolah dan juga tidak bekerja.
“Anak-anak tidak sekolah di Brebes juga jumlahnya tinggi. Mereka yang usianya 15 tahun dihitung sebagai pengangguran oleh BPS, karena mereka tidak sekolah dan juga tidak bekerja. Padahal usia untuk bisa kerja itu 18 tahun,” ungkap Warsito, Rabu, 8 Nopember 2023.
“Di sini juga pekerja serabutan dihitung sebagai orang yang setengah pengangguran,” lanjut Warsito.
Tercatat setidaknya ada 28 pabrik besar di Kabupaten Brebes yang bisa menyerap ribuan tenaga kerja. Namun jumlah pengangguran di Brebes mencapai 8,98 persen atau 179.600 jiwa dari 2 juta jiwa penduduk.
Data ini dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah yang mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Brebes. Tingkat pengangguran di kabupaten ini menjadi yang tertinggi di antara 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Warsito Eko Putro mengatakan, jumlah pengangguran yang paling banyak di Brebes adalah laki-laki. Hal ini karena mayoritas pabrik membutuhkan pekerja perempuan.
Respon (1)
Komentar ditutup.