Kemenangan Manchester United Beri Nafas Lega untuk Ruben Amorim
Manchester United akhirnya bisa bernapas lega setelah meraih kemenangan 2–0 atas Sunderland di Old Trafford, Sabtu (4/10) malam. Hasil ini menjadi pelipur sekaligus penegas bahwa arah permainan klub mulai membaik setelah beberapa pekan penuh tekanan terhadap pelatih baru, Ruben Amorim.
Laga yang berlangsung di tengah penghormatan hening untuk korban serangan Sinagoge Heaton Park tersebut berjalan cukup dinamis. Manchester United tampil lebih hidup dan efisien dibandingkan laga-laga sebelumnya. Mason Mount membuka keunggulan di menit kedelapan dengan gol cepat yang menggetarkan para pendukung. Sementara itu, Benjamin Sesko mencatatkan gol keduanya dalam dua laga terakhir Liga Inggris, mengamankan kemenangan bagi tim tuan rumah.
Bagi Amorim, kemenangan ini bukan sekadar tiga poin. Ini adalah momen penting di tengah guncangan rumor yang semakin keras menjelang jeda internasional. Meski datang dengan filosofi progresif, hasil di lapangan sempat tidak berpihak kepadanya. Namun, dengan dukungan penuh dari Stretford End, tanda-tanda kestabilan mulai terlihat.
Sunderland sebenarnya memulai pertandingan dengan baik. Bertrand Traore sempat mengancam lewat peluang emas di menit awal, tetapi eksekusinya melenceng setelah menerima umpan Simon Adingra yang terjebak offside. Keberanian tim tamu patut diapresiasi, karena intensitas mereka membuat laga terasa terbuka sejak awal.
Namun, ketenangan yang ditunjukkan Manchester United menjadi pembeda. Bryan Mbeumo mengirimkan umpan silang yang disambar Mount dengan kontrol dan penyelesaian yang nyaris sempurna. Tendangan kaki kanannya menembus sisi bawah gawang, membuat Old Trafford bergemuruh di menit kedelapan.
Setelah itu, momentum sepenuhnya berpindah ke Manchester United. Bruno Fernandes dan Amad Diallo nyaris menambah keunggulan, namun kiper Sunderland, Roefs, tampil heroik. Ketika Sunderland mulai menata ritme, kesalahan kecil di lini belakang justru berbuah fatal. Dari lemparan ke dalam Diogo Dalot, bola memantul di kepala Nordi Mukiele dan jatuh di depan Sesko, yang tanpa ragu menyontek bola ke gawang. Skor menjadi 2–0, dan Old Trafford kembali bernyanyi.
Menjelang jeda, Sunderland sempat mendapat hadiah penalti setelah Sesko dianggap melakukan pelanggaran terhadap Trai Hume. Namun setelah tinjauan VAR, keputusan dibatalkan. Bola kemudian sempat disundul Dan Ballard ke mistar gawang, menandakan perlawanan mereka belum selesai.
Babak kedua berjalan lebih tenang. Manchester United fokus menjaga tempo dan mengontrol ritme permainan, sementara Sunderland mencoba memanfaatkan ruang lewat serangan balik cepat. Amorim memilih memainkan laga aman, memberi ruang bagi debutan kiper muda Senne Lammens yang tampil mengesankan dengan beberapa penyelamatan penting, termasuk dari tembakan jarak jauh Granit Xhaka.
Meski babak kedua tak semeriah awal laga, atmosfer tetap hidup. Para pendukung meneriakkan nama Amorim di menit-menit akhir, suara yang terdengar seperti pernyataan dukungan setelah minggu penuh keraguan.
Kemenangan ini membawa Manchester United naik ke papan tengah klasemen sementara, sekaligus menandai perubahan arah positif dalam proyek Amorim. Sesko kembali mencetak gol, Mount menemukan ritme, dan Lammens menunjukkan kualitas.
Sunderland, di sisi lain, harus menelan kekalahan kedua musim ini, namun performa mereka masih menunjukkan semangat tinggi. Regis Le Bris bisa mengambil sisi positif dari determinasi anak asuhnya, meski hasil akhir belum berpihak.
Old Trafford menutup malam itu dengan perasaan lega, bukan hanya karena kemenangan, tapi karena rasa percaya diri yang mulai tumbuh kembali. Dalam sepak bola, terkadang bukan soal skor di papan, tapi keyakinan bahwa arah tim mulai benar.