BNB Tetap Stabil Meski Pasar Kripto Alami Kerugian Triliunan, Netizen Curiga Ada Tangan Besar Di Baliknya

Kekacauan Pasar Kripto dan Pergerakan BNB yang Mencurigakan

JAKARTA – Pasar kripto kembali mengalami gejolak pada hari Selasa (8/10) setelah terjadi likuidasi besar-besaran senilai lebih dari USD 624 juta atau sekitar Rp 10,36 triliun.

Aset-aset utama seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) menjadi korban utama dalam peristiwa ini. Namun, ada satu aset yang justru menunjukkan peningkatan, yaitu Binance Coin (BNB), yang memicu berbagai spekulasi tentang manipulasi pasar.

Likuidasi Besar-Besaran di Pasar Kripto

Ethereum menjadi salah satu aset yang paling terdampak oleh gelombang likuidasi tersebut. Dalam waktu 24 jam terakhir, harga ETH turun sebesar 5,7% dan menyumbang USD 176 juta (Rp 2,92 triliun) dari total posisi yang dilikuidasi. Dari jumlah tersebut, sekitar USD 142,7 juta (Rp 2,37 triliun) berasal dari posisi long, sementara sisanya berasal dari posisi short.

Bitcoin juga tidak luput dari tekanan pasar. Setelah mencapai rekor tertinggi baru di USD 126.272 (Rp 2,1 miliar), BTC mengalami penurunan tajam yang menyebabkan likuidasi senilai USD 157,9 juta (Rp 2,62 triliun). Mayoritas dari nilai tersebut berasal dari posisi long, yang mendominasi pasar saat itu.

Selain BTC dan ETH, beberapa aset lain seperti Dogecoin (DOGE), Solana (SOL), dan XRP juga mengalami kerugian signifikan. Namun, BNB justru menunjukkan pergerakan yang berbeda dibandingkan aset-aset lainnya.

BNB Tampil Berbeda dalam Kekacauan Pasar

Dalam periode yang sama, likuidasi BNB hanya mencapai USD 13 juta (Rp 216 miliar), dengan hampir seimbang antara posisi long dan short. Bandingkan dengan Solana (SOL), yang memiliki kapitalisasi pasar lebih kecil tetapi mencatat likuidasi sebesar USD 32 juta (Rp 531 miliar).

Yang menarik adalah harga BNB justru naik sekitar 10% saat hampir semua aset utama melemah. Pergerakan ini langsung memicu dugaan adanya campur tangan pihak tertentu di balik pergerakan harga tersebut.

Tudingan Manipulasi Pasar

Seorang investor Bitcoin yang dikenal di media sosial X dengan nama Omar menuduh secara langsung Binance dan pendirinya, Changpeng Zhao (CZ), sebagai pihak yang “mengatur pasar”.

Ia menulis di platform X: “Hei @binance @cz_binance, jangan terlalu kentara lain kali. Manipulasi di seluruh pasar kripto, tapi anehnya hanya BNB yang hijau.” Ia juga meminta SEC (otoritas pasar modal AS) untuk melakukan investigasi terhadap dugaan manipulasi tersebut.

Meski tudingan terus berdatangan, sebagian analis menilai stabilitas harga BNB bisa dijelaskan dari fundamental ekosistemnya. Token ini memiliki mekanisme deflasi melalui pembakaran koin (burning) rutin setiap kuartal dan digunakan secara luas di BNB Chain, blockchain yang dikontrol langsung oleh Binance.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga BNB

Kedua faktor tersebut menciptakan permintaan internal dan menahan volatilitas harga BNB dibanding altcoin lain. Namun, di sisi lain, ketergantungan terhadap keputusan terpusat Binance membuat banyak pengamat menilai pergerakan BNB tidak sepenuhnya organik.

Ted Pillows, seorang investor sekaligus komentator kripto di X, mengatakan: “Uang terus mengalir ke ekosistem BNB. Tapi volume itu tidak murni. Banyak token di sana palsu atau tidak likuid.” Menurutnya, minat investor terhadap BNB lebih banyak dipicu oleh spekulasi jangka pendek, bukan kepercayaan terhadap teknologi atau desentralisasi jaringan.

Pertanyaan Mengenai Stabilitas BNB

BNB memang sering tampil lebih stabil dalam periode volatilitas ekstrem, namun hal ini justru menimbulkan pertanyaan baru di komunitas kripto. Apakah stabilitas ini hasil kekuatan fundamental, atau sekadar efek dari intervensi internal di ekosistem Binance?

Hingga kini, Binance belum memberikan tanggapan resmi terkait tudingan manipulasi harga yang beredar di media sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *