Detail Pesawat Tempur Rafale Indonesia, Dilengkapi Kemampuan F4

Pengadaan Jet Tempur Rafale untuk TNI AU

JAKARTA – Pengadaan jet tempur Rafale oleh TNI AU kembali menjadi perhatian publik setelah foto-foto pesawat yang sedang dalam produksi di pabrik Dassault Aviation, Perancis, beredar luas di media sosial. Pesawat ini akan menjadi bagian dari upaya modernisasi alutsista TNI AU yang terus berkembang.

Indonesia memesan sebanyak 42 unit jet tempur Rafale dalam tiga tahap kontrak sejak 2022. Pengiriman perdana dijadwalkan mulai pada tahun 2026.

Yang menarik, seluruh unit Rafale yang dipesan Indonesia akan dibangun dengan standar F4, yaitu versi terbaru dari generasi terbaru yang dikembangkan oleh Dassault Aviation.

Standar ini meningkatkan performa, konektivitas, dan ketahanan tempur pesawat dibanding versi sebelumnya (F1, F2, F3, dan F3R).

Secara garis besar, Rafale F4 tetap mempertahankan fungsi sebagai multirole fighter, tetapi membawa peningkatan signifikan di bidang avionik, sistem persenjataan, dan arsitektur digital. Berikut adalah beberapa spesifikasi utama dari Rafale F4:

  • Konektivitas dan digitalisasi tinggi
  • Avionik dan sensor generasi baru
  • Integrasi persenjataan modern
  • Performa mesin yang efisien
  • Human-Machine Interface lebih canggih

Arsitektur perangkat lunak F4 memungkinkan integrasi data fusion canggih, peningkatan man-machine interface, serta konektivitas berbasis secure cloud yang memudahkan operasi bersama sekutu di berbagai domain tempur.

Dari sisi avionik, Rafale F4 dilengkapi radar AESA Thales RBE2 yang mampu mendeteksi ancaman berprofil rendah dengan jarak lebih jauh dibanding generasi sebelumnya. Sistem Front Sector Optronics (OSF) menambah kemampuan deteksi pasif, yang penting di area konflik di era peperangan elektronik.

Sementara SPECTRA electronic warfare suite menghadirkan perlindungan menyeluruh lewat kombinasi radar warning receiver, jammer, dan decoy dispenser.

Performa Mesin dan Persenjataan

Tenaga Rafale F4 disokong dua mesin Safran M88 yang dioptimalkan. Mesin ini diklaim lebih efisien bahan bakar dan tahan di iklim tropis lembap serta lingkungan maritim yang korosif, kondisi khas Indonesia.

Selain itu, mesin ini memiliki mean-time-between-overhaul lebih tinggi dibanding jet lama milik TNI AU, seperti Flanker dan Hawk, sehingga biaya pemeliharaan bisa ditekan.

Dari segi persenjataan, Rafale dilengkapi dengan 11 titik pemasangan senjata yang memungkinkan fleksibilitas untuk memasang rudal Meteor jangkauan di luar visual (beyond visual range/BVR).

Selain itu ada pula rudal MICA NG yang dipandu infra merah dan radar, bom glide presisi AASM, rudal jelajah SCALP-EG, dan senjata anti-kapal AM39 Exocet.

Konfigurasi ini memastikan Rafale dapat melaksanakan misi keunggulan udara, serangan maritim, misi infiltrasi, dan misi penekanan pertahanan udara musuh (Suppression and Destruction of Enemy Air/SEAD) tanpa memerlukan varian khusus.

Konfigurasi dua kursi juga memberikan opsi untuk menggunakan awak kedua dalam patroli maritim berdurasi panjang, atau mengkoordinasi serangan yang kompleks.

Tampilan dan Logo

Mantiq Media mendapatkan foto Rafale TNI-AU yang sedang diuji coba di fasilitas Dassault Aviation di Bordeaux, Perancis. Fotografer Maciej Swidersi mengirimkan e-mail foto-foto penampakan jet tempur pesanan pertama tersebut.

Rafale pertama TNI AU nampak menggunakan camo abu-abu yang sepintas mengingatkan pada seri pesawat British Aerospace (BAE) Hawk 100/200 yang pernah dioperasikan TNI AU.

Di sayap tegaknya di belakang, Rafale TNI-AU nampak mengusung logo Wing Udara 6, nomor registrasi T-0301 dan bendera Merah-Putih. Di bagian moncong pesawat juga nampak marking Skuadron Udara 12 yang berbasis di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, tempat Rafale akan ditempatkan.

Pengiriman dan Infrastruktur

Pemerintah Indonesia menyebut kontrak senilai 8,1 miliar dollar AS ini mencakup 30 unit satu kursi dan 12 unit dua kursi.

Pengiriman jet tempur Rafale TNI AU direncanakan mulai awal tahun 2026, dengan batch pertama yang berisi tiga unit dijadwalkan tiba pada Februari atau Maret 2026 di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Keseluruhan 42 unit Rafale pesanan Indonesia akan diterima secara bertahap.

Penerbangan uji pada 19 September lalu di Perancis telah mengonfirmasi kesiapan pesawat sekaligus memvalidasi jadwal produksi Dassault untuk pesanan Indonesia.

Di dalam negeri, Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru disiapkan sebagai basis utama Rafale. Hangar, fasilitas perawatan, serta pelatihan teknisi dan awak pesawat tengah dipercepat agar seluruh infrastruktur siap saat pengiriman dimulai pada Februari–Maret 2026.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *