Dua Warga Hilang Usai Demo Jakarta Ternyata Pergi Merantau, Dua Lainnya Masih Dicari

Perkembangan Terbaru Mengenai Hilangnya Empat Warga Setelah Demo Besar di Jakarta

JAKARTA – Polemik mengenai hilangnya empat warga setelah menghadiri demonstrasi besar di Jakarta pada akhir Agustus 2025 mulai menunjukkan perkembangan yang positif.

Dua dari mereka, yaitu Eko Purnomo dan Bima Permana Putra, telah ditemukan dalam kondisi sehat dan selamat.

Kepolisian menyatakan bahwa keduanya tidak menjadi korban penculikan seperti yang sempat beredar di masyarakat. Sebaliknya, mereka pergi atas kehendak sendiri untuk mencari penghidupan.

Hal ini memberikan sedikit penjelasan terkait kekhawatiran awal yang muncul setelah kedua orang tersebut menghilang tanpa kabar.

Eko Purnomo dilaporkan hilang oleh ibunya ke Polsek Cempaka Putih pada 3 September 2025. Setelah beberapa laporan tambahan dan komunikasi dengan teman-temannya, Eko akhirnya berhasil menghubungi keluarganya pada 16 September.

Ia ditemukan di Kalimantan Tengah, bekerja sebagai penangkap ikan. Dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Metro Jaya, Eko mengaku hanya menonton aksi demonstrasi dan tidak sempat berpamitan karena ponselnya mati.

Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada ibunya dan berterima kasih kepada pihak yang telah membantu pencarian.

Berbeda dengan Eko, Bima Permana Putra meninggalkan rumahnya pada 1 September. Ia melakukan perjalanan ke Malang, Jawa Timur. Di tengah perjalanan, ia menjual motornya di Tegal dan melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api.

Di Malang, Bima tinggal di sebuah hotel dan berjualan mainan barongsai di depan Kelenteng Lama. Dalam konferensi pers yang sama, Bima menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga serta masyarakat atas kegaduhan yang terjadi.

Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ikut dalam aksi demonstrasi dan pergi untuk hidup mandiri.

Reno dan Farhan Masih dalam Pencarian

Sementara itu, dua nama lainnya, yaitu Reno Syachputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid, masih belum ditemukan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Brigjen Ade Ary Syam Indradi, menyatakan bahwa tim penyelidik masih aktif bekerja dan meminta masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.

Selain itu, Kementerian HAM juga mengimbau agar publik tidak gegabah dalam menyimpulkan kasus ini sebagai penghilangan paksa.

Hal ini didasarkan pada fakta bahwa dua warga yang telah ditemukan terbukti pergi atas kemauan sendiri. Kasus ini menjadi pengingat penting tentang perlunya verifikasi informasi dalam situasi krisis.

Di tengah derasnya arus media sosial, kepastian dan kehati-hatian menjadi kunci agar tidak memperkeruh suasana atau menimbulkan kepanikan publik.

Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan menunggu informasi resmi dari pihak berwenang. Dengan demikian, potensi kesalahpahaman dapat diminimalkan dan situasi dapat lebih cepat stabil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *