Dunia Hari Ini: Influencer Kanan Amerika Tewas Ditembak

Berita Terkini: Kematian Tokoh Sayap Kanan, Pengunduran Diri Anggota DPR, dan Unjuk Rasa di Prancis

AMERIKA – Pada edisi hari ini, Kamis, 11 September 2025, kami menghadirkan berbagai peristiwa penting yang terjadi dalam 24 jam terakhir. Mulai dari kematian tokoh sayap kanan di Amerika Serikat hingga pengunduran diri anggota DPR RI, serta unjuk rasa besar-besaran di Prancis.

Kematian Charlie Kirk, Tokoh Sayap Kanan AS

Seorang tokoh sayap kanan Amerika Serikat, Charlie Kirk, meninggal dunia setelah ditembak saat berpidato di sebuah universitas di Utah. Charlie, yang berusia 31 tahun, dikenal sebagai “influencer” sayap kanan dan memiliki pengaruh besar di kalangan pemuda.

Presiden AS, Donald Trump, mengonfirmasi kematian Charlie melalui media sosial. Ia menyebut Charlie sebagai “teman baik” dan “orang yang luar biasa.” Kejadian tersebut terjadi saat Charlie sedang berpidato di hadapan khalayak di Universitas Utah Valley di Orem, selatan Salt Lake City.

Gubernur Utah, Spencer Cox, menyatakan bahwa orang yang dicurigai telah ditahan dan sedang diinterogasi. Pihak berwenang masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui motif pelaku dan kejadian tersebut.

Pengunduran Diri Rahayu Saraswati

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya sebagai anggota DPR RI. Pengunduran diri ini dilakukan setelah ia membuat pernyataan yang dinilai menyinggung perasaan masyarakat.

Rahayu, yang merupakan keponakan Presiden Prabowo Subianto, mengumumkan pengunduran dirinya melalui akun Instagram pribadinya. Dalam video yang diunggah, ia menyatakan bahwa ia mundur dari DPR dan fraksi Partai Gerindra.

Dalam pernyataannya, Rahayu pernah menyampaikan pesan kepada anak-anak muda agar menjadi pengusaha jika memiliki kreativitas. Ia mengatakan, “Daripada ngomel enggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat temen-temen lu.”

Ia juga mengklaim bahwa pernyataannya dalam podcast ANTARA TV “On The Record” dipotong dan diedit oleh pihak tertentu untuk memancing kemarahan publik.

Unjuk Rasa ‘Block Everything’ di Prancis

Para pengunjuk rasa di seluruh Prancis turun ke jalan dalam aksi yang disebut “Block Everything.” Mereka memblokir jalan raya, membakar barikade, dan bentrok dengan polisi. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Presiden Emmanuel Macron, elite politik, serta rencana pemotongan anggaran.

Pihak berwenang mengerahkan lebih dari 80.000 personel keamanan untuk mengamankan situasi. Di beberapa lokasi, polisi menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan massa. Hampir 200 orang ditahan di ibu kota Paris.

Gerakan “Block Everything” awalnya muncul pada bulan Mei sebagai ekspresi ketidakpuasan di media sosial. Awalnya diinisiasi oleh kelompok sayap kanan, gerakan ini kini telah diadopsi oleh kelompok kiri dan sayap kiri ekstrem.

Militer Ambil Alih Kendali Nepal

Di Nepal, tentara merebut kendali ibu kota Kathmandu setelah terjadi kekerasan terburuk dalam dua dekade terakhir. Aksi tersebut menewaskan 30 orang dan memaksa perdana menteri untuk mundur. Gedung-gedung pemerintahan, termasuk parlemen, mengalami kerusakan parah.

Menurut laporan polisi, aksi unjuk rasa juga menyebabkan lebih dari 13.500 tahanan melarikan diri dari penjara di seluruh negeri. Kementerian Kesehatan Nepal melaporkan bahwa 30 orang tewas dan 1.033 lainnya luka-luka akibat kerusuhan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *