Pergerakan Harga Ethereum dan Dampak Pasar Kripto
JAKARTA – Harga Ethereum (ETH) sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) di angka USD 4.955 atau sekitar Rp 80,7 juta pada malam Sabtu.
Namun, hanya beberapa jam kemudian, harga ETH mengalami penurunan tajam hingga 9 persen, turun ke level USD 4.352 atau sekitar Rp 70,8 juta pada dini hari Minggu.
Penurunan ini menyebabkan kapitalisasi pasar Ethereum menurun drastis dari hampir USD 600 miliar (Rp 9.780 triliun) menjadi hanya USD 529 miliar (Rp 8.622 triliun) dalam waktu singkat. Tidak hanya ETH, seluruh pasar kripto juga terkena dampaknya.
Bitcoin (BTC), yang sebelumnya naik setelah pidato dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole, turun hingga USD 110.584 (Rp 1,79 miliar), level terendah sejak 10 Juli lalu, sebelum akhirnya pulih sedikit.
Altcoin lain seperti XRP, Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), dan SUI juga mengalami penurunan signifikan. XRP turun 4,3 persen, SOL ambles 6,8 persen, DOGE jatuh 8,9 persen, dan SUI merosot 9,1 persen. Chainlink (LINK), yang sebelumnya stabil, juga turun 8 persen.
Menurut data dari Coinglass, penurunan harga ETH menyebabkan likuidasi posisi long senilai USD 221 juta (Rp 3,6 triliun) dalam 24 jam. Ditambah dengan likuidasi posisi short sebesar USD 45 juta (Rp 733 miliar), total nilai posisi yang dilikuidasi mencapai USD 266,36 juta (Rp 4,3 triliun).
Sentimen Institusi Terhadap Ethereum
Meski ada kepanikan di pasar kripto, sentimen institusi terhadap ETH justru semakin positif. Salah satu contohnya adalah Bitmine Immersion Technologies (BMNR), yang baru-baru ini membeli tambahan 190.500 ETH untuk memperkuat portofolio mereka menjadi total 1,71 juta ETH atau senilai Rp 117,7 triliun.
Chairman Bitmine, Thomas Lee, mengatakan bahwa ini adalah minggu kedua mereka berhasil menarik dana institusi dalam skala besar. “Kami ingin menjadi pelopor dalam strategi treasury berbasis ETH,” ujarnya.
Selain itu, seorang “whale” BTC yang dikenal sebagai OG Bitcoin dilaporkan menjual 22.769 BTC (senilai sekitar Rp 414 triliun) dan menggunakan dana tersebut untuk membeli 472.920 ETH secara spot, serta membuka posisi long sebesar 135.265 ETH.
Perusahaan Publik Mulai Mengadopsi Ethereum
Ethereum juga mulai diminati oleh perusahaan publik lainnya. Salah satunya adalah ETHZilla, yang mengumumkan memiliki lebih dari 102.000 ETH senilai lebih dari USD 489 juta (sekitar Rp 7,9 triliun).
Perusahaan ini juga mengumumkan program pembelian kembali saham senilai USD 250 juta sebagai bentuk komitmen kepada para pemegang saham.
“Strategi treasury ETH kami terus berkembang dengan disiplin dan kecepatan tinggi. Pembelian saham ini menegaskan komitmen kami untuk menciptakan nilai jangka panjang,” kata Chairman ETHZilla, McAndrew Rudisill.
ETHZilla kini menjadi perusahaan publik keempat dengan treasury ETH terbesar, di bawah Bitmine, SharpLink, dan Nasdaq-listed BTCS Inc. Perusahaan-perusahaan ini secara kolektif telah mengakumulasi lebih dari jutaan ETH sepanjang tahun 2025.
Adopsi Institusional Meningkat
Adopsi institusional terhadap ETH menunjukkan tren yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu hanya Bitcoin yang dijadikan aset simpanan oleh perusahaan, kini Ethereum mulai mencuri perhatian.
Salah satunya adalah GameSquare, perusahaan perangkat lunak yang telah menginvestasikan USD 5 juta (Rp 81,5 miliar) dalam bentuk ETH dan berencana menambah hingga USD 100 juta (Rp 1,63 triliun).
Pada Juli 2025 saja, produk investasi berbasis ETH mencatat arus masuk dana sebesar USD 907 juta (Rp 14,7 triliun), yang menjadi sinyal kuat bahwa ETH bukan sekadar alternatif, tapi sudah jadi aset utama dalam portofolio institusi.
Prediksi Harga Ethereum
Meski saat ini harga ETH turun ke USD 4.635 atau sekitar Rp 75,4 juta, banyak analis percaya bahwa koreksi ini hanya sementara. Target jangka menengah ETH kini berada di USD 10.000 atau lebih dari Rp 160 juta, yang jika tercapai akan mendorong kapitalisasi pasar Ethereum melewati USD 1 triliun atau sekitar Rp 16.300 triliun.