Fakta Viral Ucapan Sri Mulyani, Menteri Keuangan Bantah Hoaks

Menteri Keuangan Bantah Pernyataan yang Menyebut Guru sebagai Beban Negara

Belakangan ini, masyarakat dihebohkan oleh beredarnya video pendek di media sosial, khususnya TikTok, yang menampilkan pernyataan seorang tokoh yang disebut sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Video tersebut mengklaim bahwa Sri Mulyani menyebut guru sebagai beban negara. Namun, pernyataan tersebut langsung dibantah oleh Sri Mulyani sendiri.

Ia menjelaskan bahwa video yang beredar adalah hasil dari deepfake dan potongan tidak utuh dari pidatanya dalam sebuah forum. Dalam pernyataannya melalui akun Instagram resmi, ia menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menyatakan bahwa guru adalah beban negara.

“Potongan video yang menampilkan seolah-olah saya menyatakan guru adalah beban negara itu hoaks,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa fakta yang sebenarnya adalah bahwa ia tidak pernah mengatakan hal tersebut.

Konteks Pidato yang Sebenarnya

Dalam pidatonya di “Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia” di Institut Teknologi Bandung pada 7 Agustus lalu, Sri Mulyani tidak hanya membahas masalah gaji guru. Ia lebih menekankan tentang peran APBN dalam bidang sains, teknologi, riset, dan pendidikan.

Dalam pidato yang berlangsung selama sekitar 20 menit, ia menjelaskan bahwa 20 persen dari anggaran APBN dialokasikan untuk pendidikan. Jumlah tersebut mencapai Rp750 triliun untuk tahun ini, yang digunakan untuk memperkuat ekosistem pendidikan.

Selain itu, ia menyampaikan pentingnya pengukuran kinerja dosen dan guru. Ia menyoroti bahwa prestasi dan kepandaian tidak bisa diukur dengan prinsip sama rata. Menurutnya, sistem insentif harus didiskusikan oleh perguruan tinggi agar anggaran pendidikan benar-benar memberikan manfaat.

Pembagian Anggaran Pendidikan

Sri Mulyani juga menjelaskan bagaimana APBN pendidikan dibagi menjadi tiga kluster besar. Kluster pertama adalah untuk murid hingga mahasiswa, termasuk biaya operasional sekolah, beasiswa, dan program pendidikan usia dini. Kluster kedua adalah untuk guru dan dosen, yang mencakup gaji dan tunjangan kinerja.

Di momen ini, ia menyampaikan tantangan keuangan negara terkait gaji guru. Ia menyebut bahwa banyak keluhan di media sosial bahwa menjadi guru atau dosen tidak dihargai karena gajinya kecil. Ia pun bertanya apakah semua harus ditanggung negara, atau ada partisipasi dari masyarakat.

Kluster ketiga mencakup sarana dan prasarana pendidikan, seperti revitalisasi sekolah rusak, pembangunan sekolah rakyat, kampus, laboratorium penelitian, hingga rumah sakit pendidikan.

Dana Abadi Pendidikan dan Insentif Penelitian

Selain itu, ia juga melaporkan bahwa Indonesia kini memiliki Dana Abadi Pendidikan senilai Rp154,11 triliun, ditambah Rp20 triliun tahun ini menjadi Rp175 triliun. Dana tersebut digunakan untuk memberi beasiswa serta mendanai ribuan proyek riset di bidang sains, teknologi, dan industri strategis.

Pemerintah juga menyiapkan insentif fiskal berupa supertax deduction untuk penelitian. Sri Mulyani menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai skema agar penelitian bisa berjalan efektif. Ia meminta para ilmuwan dan peneliti untuk melakukan bagian mereka masing-masing, dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan memajukan Indonesia.