Film Animasi Merah Putih One For All Dikritik Kualitasnya
Film animasi Merah Putih One For All yang telah tayang di bioskop sejak 14 Agustus 2025, mendapat respons yang beragam dari para penonton. Banyak dari mereka mengungkapkan kekecewaan terhadap kualitas film tersebut, yang dinilai kurang memadai dan tidak layak disebut sebagai karya animasi berkualitas.
Beberapa pengguna platform IMDb menulis ulasan yang mengecewakan. Hingga hari ini, Rabu (20/8), film ini hanya mendapatkan 128 ulasan dengan rating bintang 1. Seorang pengguna menyampaikan pendapatnya bahwa kualitas film sangat buruk dan merasa uang yang dikeluarkan untuk menontonnya terbuang sia-sia. Ia juga menyebutkan adanya dugaan pencurian karakter dan penggunaan plot yang dihasilkan oleh AI, sehingga membuat film ini terlihat tidak profesional.
“Film ini benar-benar pemborosan uang. Saya akan memberi nilai minus jika bisa. Bahkan, beberapa karakter tampak seperti dicuri dan plot yang digunakan terlihat jelas hasil AI. Saya sarankan kalian untuk tidak menontonnya, baik untuk hiburan maupun konten, karena sama sekali tidak layak ditonton,” tulis salah satu pengguna.
Pengguna lain turut memberikan komentar serupa, “Kita semua sepakat film ini pantas mendapatkan rating satu. Tidak perlu penjelasan, tonton saja trailernya. Mimpi buruk. Menurut saya, karya mahasiswa animasi semester awal jauh lebih bagus daripada ini. Film ini tampak belum selesai, bahkan tidak layak disebut storyboard.”
Latar Belakang Film Merah Putih One For All
Merah Putih One For All menceritakan kisah tentang sejumlah anak yang tergabung dalam Tim Merah Putih. Mereka diberi tugas untuk menjaga bendera pusaka yang akan dikibarkan dalam upacara Kemerdekaan 17 Agustus. Namun, sebelum perayaan tiba, bendera tersebut tiba-tiba hilang secara misterius tanpa diketahui siapa yang mengambilnya.
Delapan anak dari berbagai latar belakang budaya, seperti Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tongkok, bersama-sama melakukan pencarian untuk menemukan bendera Merah Putih yang hilang. Mereka harus melintasi sungai, hutan, hingga gunung sambil menghadapi berbagai rintangan selama perjalanan.
Selama proses pencarian, mereka juga harus mampu meredam ego masing-masing agar tetap fokus pada tujuan awal yaitu menemukan bendera Merah Putih yang hilang. Tujuannya adalah agar bendera tersebut dapat dikibarkan pada Hari Kemerdekaan.
Tanggapan Produser dan Sutradara
Produser dan sutradara film Merah Putih One For All membantah klaim bahwa produksi film ini menghabiskan dana hingga Rp 6,7 miliar. Mereka menjelaskan bahwa proses produksinya nyaris tanpa biaya karena digarap oleh tim secara sukarela tanpa bayaran. Sebaliknya, mereka sepakat untuk membagi keuntungan jika film ini berhasil mendatangkan cuan saat tayang di bioskop.
Meski begitu, kritik terhadap film ini terus muncul. Pro kontra yang sempat terjadi menciptakan banyak perbincangan dan menarik perhatian publik. Meskipun demikian, film ini tetap menjadi topik hangat di kalangan penonton dan pecinta animasi.