Firdaus, Termul, Yakin Gibran Jadi Presiden: Leader Hebat dengan Rekam Jejak Bersih

Peran Jokowi dalam Mendukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

JAKARTA – Presiden RI ke-7, Joko Widodo atau Jokowi, memberikan pernyataan yang mengejutkan terkait dukungan untuk pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka selama dua periode.

Dalam pertemuan dengan relawan di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Jokowi secara terbuka memerintahkan para relawan untuk mengawal pemerintahan tersebut. Pernyataan ini langsung memicu berbagai reaksi dari masyarakat dan kalangan politik.

Salah satu tokoh yang menyampaikan dukungan adalah Firdaus Oiwobo, pendiri Ormas Ternak Mulyono (Termul). Ia menilai bahwa langkah Jokowi mencerminkan arah politik yang ingin dibangun, yaitu kontinuitas kekuasaan yang fokus pada keberlanjutan.

Namun, tidak semua orang setuju dengan pernyataan ini. Pengamat politik Yunarto Wijaya mengkritik tajam pernyataan Jokowi, menilai bahwa seorang mantan presiden seharusnya lebih fokus pada isu-isu krusial seperti perubahan iklim atau disrupsi teknologi, bukan urusan elektoral dan kekuasaan.

Yunarto menekankan pentingnya negarawan yang bisa memberikan pandangan yang konstruktif, bukan hanya sekadar mendukung pasangan tertentu.

Ia juga memperingatkan relawan agar tidak menjadi “domba-domba” yang hanya menuruti perintah, tetapi bisa memberikan kontribusi nyata bagi bangsa.

Sementara itu, Firdaus Oiwobo melontarkan keyakinan yang lebih ekstrem. Setelah bertemu dengan Jokowi di Solo, ia mengklaim telah diminta pendapatnya mengenai sosok pemimpin masa depan.

Tanpa ragu, ia menyebut nama Gibran Rakabuming Raka sebagai sosok yang ideal. Menurut Firdaus, Gibran memiliki rekam jejak yang solid, tidak ada cacat, dan telah teruji sebagai Wali Kota Solo dan Wakil Presiden.

Ia menilai Gibran sebagai sosok yang merakyat dan tegas, bahkan dinilai memiliki kelebihan dibanding ayahnya.

Firdaus yakin bahwa Gibran akan menjadi presiden di masa depan. Ia menyatakan, “Memang hadiah dari Tuhan, kayaknya ke depan Gibran deh jadi presiden, percaya deh.” Keyakinan ini sejalan dengan pandangan relawan di Solo.

Juru Bicara Koncone Gibran Gaess (KGG), Imelda Yuniati, melihat Gibran sebagai “satu paket komplit” yang dapat mengisi ruang-ruang penting dalam pemerintahan.

Ia berpendapat bahwa energi muda Gibran menjadikannya sosok yang gesit di lapangan dan mampu merespons cepat hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh presiden.

Bagi Imelda, wacana dua periode ini bukan sekadar hitungan politik, melainkan sebuah sinergi yang diharapkan akan membawa fenomena baru dalam sejarah kepemimpinan Indonesia.

Hal ini seakan menguatkan narasi bahwa Prabowo-Gibran adalah paket yang tidak bisa dipisahkan, sebuah kolaborasi yang dinilai ideal untuk memimpin Indonesia ke depan.

Dari berbagai sudut pandang ini, tampak bahwa peran Jokowi dalam mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran memicu perdebatan yang cukup luas.

Meskipun ada kritik, banyak pihak tetap melihat adanya potensi untuk membangun stabilitas dan keberlanjutan dalam kepemimpinan nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *