Bisnis  

Garuda Indonesia Gelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Hari Ini

Garuda Indonesia Akan Gelar RUPS Luar Biasa untuk Perubahan Pengurus

JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari Rabu, 15 Oktober 2025. Acara ini akan diadakan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Rencana penggelaran RUPSLB ini telah disampaikan oleh manajemen perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 1 Oktober 2025.

Dalam RUPSLB tersebut hanya ada satu agenda utama, yaitu perubahan pengurus perseroan. Menurut informasi yang diberikan oleh manajemen, usulan perubahan pengurus ini berasal dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna melalui surat nomor SR-500/MBU/09/2025 yang dikeluarkan pada 22 September 2025. “Agenda ini harus diputuskan dalam RUPS,” jelas manajemen GIAA dalam keterbukaan informasi.

VP Corporate Secretary Garuda Indonesia, Cahyadi Indrananto, menyatakan bahwa posisi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko saat ini masih kosong. Ia menekankan pentingnya pengisian jabatan ini karena Garuda sedang menjalani rangkaian restrukturisasi yang didukung oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. “Keberadaan direktur keuangan definitif sangat penting,” ujarnya ketika dihubungi pada Kamis, 2 Oktober 2025.

Meskipun begitu, Cahyadi tidak mengungkapkan identitas calon yang akan menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia. Menurutnya, usulan pengurus sepenuhnya menjadi kewenangan Badan Usaha Milik Negara sebagai Pemegang Saham Seri A Dwiwarna setelah mendapatkan persetujuan dari RUPS. “Garuda akan menjalankan sepenuhnya keputusan RUPS,” katanya.

Isu perubahan pengurus Garuda Indonesia mulai mencuat sejak awal September 2025. Dalam sebuah rapat di Kompleks Parlemen, Anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam, menyatakan mendengar kabar bahwa akan ada anggota eksekutif dari Singapore Airlines yang masuk ke tubuh Garuda Indonesia. Jika informasi ini benar, kata Mufti, tidak otomatis akan meningkatkan kinerja Garuda Indonesia.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menilai banyak orang Indonesia juga memiliki kemampuan yang tinggi. “Saya yakin jika ada orang asing secerdas apapun, jika tata kelola dan budaya seperti itu, maka hasilnya akan sama saja,” katanya.

Pada semester pertama tahun 2025, Garuda Indonesia mencatat kerugian sebesar US$ 142,8 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.646 per dolar AS). Kerugian ini lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,6 triliun.

Laporan keuangan GIAA yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 23 September 2025, menunjukkan pendapatan turun dari Rp 26,6 triliun menjadi Rp 24,9 triliun sepanjang Januari-Juni 2025. Pendapatan tersebut berasal dari penerbangan berjadwal sebesar Rp 19,9 triliun, penerbangan tidak berjadwal sebesar Rp 3,4 triliun, dan sumber lainnya sebesar Rp 2,6 triliun.

Selain itu, Garuda Indonesia membukukan liabilitas sebesar Rp 133,2 triliun dan ekuitas sebesar Rp 23,3 miliar. Total aset per 30 Juni 2025 tercatat sebesar Rp 108,2 triliun, yang lebih rendah dibandingkan Rp 109,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pada bulan Juni 2025, PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM, bagian dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), memberikan shareholder loan senilai Rp 6,65 triliun kepada Garuda untuk mendanai kebutuhan maintenance, repair, and overhaul (MRO). Dana ini merupakan bagian dari dukungan pendanaan sekitar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16,3 triliun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *