Gempa Bumi Berkekuatan 6,9 Mengguncang Cebu, Filipina
FILIPINA – Sebanyak 26 orang dilaporkan tewas dan hampir 150 lainnya mengalami luka-luka setelah gempa bumi berkekuatan 6,9 mengguncang wilayah pesisir Provinsi Cebu, Filipina tengah, pada Selasa malam.
Gempa yang terjadi sekitar pukul 21.59 waktu setempat ini menyebabkan banyak bangunan runtuh, listrik padam, serta warga panik dan berhamburan ke jalanan untuk mencari tempat aman.
Menurut data dari United States Geological Survey (USGS), gempa terjadi di lepas pantai utara Pulau Cebu, dekat Kota Bogo yang memiliki populasi sekitar 90 ribu jiwa. Pusat gempa berada di kedalaman yang relatif dangkal, sehingga dampaknya sangat terasa.
Gempa utama disusul oleh empat gempa susulan dengan magnitudo 5 atau lebih dalam beberapa jam berikutnya, memperburuk rasa takut dan cemas warga setempat.
Dampak langsung dari gempa cukup parah. Data awal dari Dewan Nasional Penanggulangan Risiko Bencana Filipina (NDRRMC) menunjukkan 26 korban meninggal dunia, 147 orang luka-luka, serta sedikitnya 22 bangunan rusak parah.
Beberapa daerah di Cebu kini dalam status darurat bencana. Salah satu bangunan bersejarah yang roboh adalah sebuah gereja yang berusia lebih dari 100 tahun.
Rekaman video lokal menunjukkan jembatan di Cebu berguncang hebat, sehingga pengendara sepeda motor harus turun dan berpegangan pada pagar untuk menjaga keseimbangan. Pemerintah provinsi segera merespons dengan meminta bantuan medis tambahan.
Gubernur Cebu, Pamela Baricuatro, dalam pernyataan video di media sosial menyampaikan bahwa penilaian kerusakan masih berlangsung dan kemungkinan lebih buruk dari yang diperkirakan.
Ia telah berkoordinasi dengan kantor presiden untuk segera mengirimkan bantuan. Menurutnya, beberapa rumah warga dan satu rumah sakit juga terdampak gempa.
Tim medis darurat, termasuk dokter dan perawat, telah diterjunkan untuk membantu korban yang tertimpa reruntuhan. “Kami sudah mengirim tim trauma. Yang kami butuhkan saat ini adalah obat-obatan, makanan, dan tenaga medis,” kata Baricuatro dalam wawancara radio DZMM.
Selain kerusakan infrastruktur, gempa juga memicu peringatan dini tsunami kecil. Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) memperingatkan masyarakat di Cebu, Leyte, dan Biliran untuk menjauhi pesisir pantai karena adanya gangguan kecil pada permukaan laut yang bisa berpotensi menimbulkan gelombang tak biasa.
Tragedi ini kembali mengingatkan akan kerentanan Filipina terhadap bencana alam. Negara kepulauan yang memiliki lebih dari 7.000 pulau ini berada di Cincin Api Pasifik, salah satu jalur seismik paling aktif di dunia.
Hal ini membuat negara tersebut rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi. Dengan kondisi geografis yang demikian, masyarakat dan pemerintah terus berupaya meningkatkan kesiapan dan respons terhadap bencana alam yang bisa terjadi kapan saja.