Pendidikan Tinggi dan Akhlak yang Menjadi Fondasi Kekuatan Bangsa
JAKARTA – Dalam sebuah acara penutupan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, menyampaikan pesan penting tentang peran akhlak dalam membangun kekuatan bangsa.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan suatu negara tidak hanya bergantung pada infrastruktur atau teknologi canggih, tetapi juga pada nilai-nilai moral yang diterapkan oleh seluruh masyarakat.
“Ketika ilmu tanpa disertai iman, maka akan melahirkan kesombongan. Sementara itu, iman dan akhlak dapat membuat hidup menjadi bermakna. Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi sesama,” ujarnya.
Pesan ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan yang tidak hanya berfokus pada penguasaan ilmu, tetapi juga pengembangan karakter dan etika. Prof. Haedar Nashir juga menyoroti perlu adanya perubahan cara pandang mahasiswa terhadap pendidikan tinggi.
Menurutnya, kuliah di UMM bukan sekadar pilihan pragmatis, tetapi bagian dari perjuangan Muhammadiyah yang telah diakui secara global. “Jangan pernah merasa bahwa kampus lain lebih unggul. UMM telah melahirkan tokoh-tokoh nasional yang dihargai karena keilmuan dan integritasnya,” katanya.
Selain itu, Wakil Rektor II UMM, Ahmad Juanda, menyampaikan tantangan yang dihadapi mahasiswa saat ini. Tidak hanya datang dari ruang kelas, tetapi juga dari arus digitalisasi dan pergaulan bebas yang semakin mengglobal. Ia menyoroti beberapa masalah seperti gaya hidup konsumtif, rendahnya literasi, serta sikap apatis terhadap isu-isu penting bangsa.
“Jika Anda hanya sibuk dengan kesenangan sesaat, maka Anda akan kehilangan arah. Mahasiswa harus memiliki daya kritis, kemampuan bersaing, namun tetap menjaga nilai agama dan etika. Jangan biarkan lingkungan digital atau pergaulan yang salah merusak masa depan Anda,” ujarnya.
Salah satu mahasiswa baru, Avdila Ayurahmadani, yang berasal dari Blitar, mengaku mendapatkan pengalaman berharga selama Pesmaba. Ia menyebutkan bahwa acara tersebut sangat seru dan berbeda dari yang biasanya.
“UMM inovatif dalam mengemas acara, terlebih lagi selalu mengundang bintang tamu spesial di akhir. Harapan saya adalah bisa bertahan di sini, memiliki teman yang saling memahami, serta belajar mengembangkan soft skill maupun hard skill,” kata Avdila.
Rektor UMM, Prof. Nazaruddin Malik, turut menegaskan pentingnya rasa bangga berkuliah di UMM. “Selamat datang di Kampus Putih. Jadilah generasi unggul yang tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga menjunjung nilai kemanusiaan dan keislaman. Kebanggaan itu akan menentukan cara Anda berprestasi,” ujarnya.
Pesan-pesan yang disampaikan oleh para tokoh dan rektor UMM menunjukkan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia tidak hanya berupa proses akademik, tetapi juga pembentukan karakter yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai luhur. Dengan kombinasi antara ilmu, iman, dan akhlak, generasi muda diharapkan mampu menjadi pemimpin yang berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.