Hamas Ancam Netanyahu, Serangan Darat ke Gaza Bawa Maut bagi Sandera Israel

Ancaman Keras dari Hamas terhadap Perdana Menteri Israel

PALESTINA – Pada malam hari Kamis (18/9/2025), sayap militer kelompok Hamas, Brigade Al-Qassam, memberikan pernyataan yang sangat keras terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Dalam pernyataan tersebut, mereka menegaskan bahwa serangan darat yang dilakukan oleh pasukan Israel ke Kota Gaza telah membuat Israel kehilangan kesempatan untuk menarik para sandera dari wilayah tersebut.

Pernyataan ini disampaikan dalam bahasa Ibrani dan ditujukan langsung kepada militer serta kepemimpinan Israel. Brigade Al-Qassam menyatakan bahwa tindakan Netanyahu telah memicu ancaman hukuman mati bagi para sandera.

Mereka mengklaim bahwa para sandera Israel kini berada di pemukiman-pemukiman di Kota Gaza, dan tidak akan ada upaya untuk melindungi nyawa mereka selama Netanyahu memutuskan untuk membunuh mereka.

“Para sandera Anda telah didistribusikan di pemukiman Kota Gaza, dan kami tak akan mengkhawatirkan nyawa mereka selama Netanyahu memutuskan membunuh mereka,” demikian bunyi pernyataan Brigade Al-Qassam.

Mereka juga menyebutkan bahwa dimulainya operasi militer ini berarti Israel tidak akan menerima satu pun sandera, baik yang hidup maupun mati.

Dalam pernyataan tersebut, Hamas merujuk pada Ron Arad, seorang petugas sistem pertahanan Angkatan Udara Israel yang hilang pada 1986 di Lebanon.

Ia dipercaya telah ditangkap oleh kelompok militer Amal dan kemudian diserahkan ke Hizbullah. Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa nasib para sandera bisa jadi sama seperti Ron Arad.

Persiapan untuk Berperang

Brigade Al-Qassam juga menyatakan bahwa mereka sedang bersiap untuk berperang. Mereka mengancam bahwa “Gaza akan menjadi kuburan bagi tentara kalian.” Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya kemarahan publik di dalam Israel terhadap pemerintahan Netanyahu.

Selama seminggu terakhir, warga Israel melakukan demonstrasi di Tel Aviv untuk meminta diakhiri perang dan gencatan senjata. Beberapa keluarga sandera juga turut serta dalam aksi protes ini.

Pada hari Kamis, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Effie Defrin mencoba meyakinkan keluarga sandera setelah ditekan oleh media mengenai apakah IDF mengetahui lokasi para sandera saat ini. “Sandera selalu ada di pikiran kami. Kami akan melakukan segalanya untuk menghindarkan menyakiti mereka,” kata Defrin.

Meskipun begitu, keluarga sandera tetap merasa khawatir. Mereka percaya bahwa rencana Israel menduduki kota akan berarti hukuman mati bagi para sandera. Saat ini, terdapat 48 sandera di Gaza, dengan 20 di antaranya dipercaya masih hidup. Keadaan ini menunjukkan tingkat ketegangan yang sangat tinggi dan risiko besar bagi keselamatan para sandera.

Tantangan yang Menghadang

Kondisi ini menunjukkan bahwa situasi di Gaza semakin memburuk. Ancaman dari Hamas tidak hanya berupa pernyataan, tetapi juga tindakan nyata yang dapat memengaruhi kehidupan para sandera.

Di sisi lain, pihak Israel berusaha menenangkan keluarga sandera dengan berbagai pernyataan dan tindakan, tetapi belum cukup untuk menghilangkan kekhawatiran mereka.

Perlu adanya solusi cepat dan efektif untuk menghentikan konflik yang terus berlanjut. Tanpa penyelesaian yang jelas, risiko terhadap keselamatan para sandera akan terus meningkat.

Kedua belah pihak harus berupaya keras untuk mencari jalan keluar yang dapat menjaga nyawa manusia dan menghentikan perang yang sudah berlangsung lama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *