Hamas Setuju Gencatan Senjata dari Mesir dan Qatar, Ini Isinya

Hamas Menerima Proposal Gencatan Senjata dari Mesir dan Qatar

JAKARTA – Hamas mengumumkan bahwa mereka telah menerima proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan oleh Mesir dan Qatar. Namun, sampai saat ini, Israel belum memberikan respons resmi terhadap usulan tersebut.

Pihak Israel tetap berkomitmen untuk melanjutkan operasi militer hingga kelompok militer Hamas dapat dikalahkan. Bagaimana isi detail dari proposal gencatan senjata tersebut?

Menurut laporan yang diberikan, proposal yang diajukan oleh Mesir dan Qatar hanya sedikit mengalami perubahan dibandingkan dengan usulan sebelumnya yang diajukan oleh Amerika Serikat dan diterima oleh Israel.

Kesepakatan ini mencakup beberapa poin penting, seperti gencatan senjata selama 60 hari, pembebasan beberapa sandera yang ditahan Hamas dengan imbalan ratusan tahanan Palestina, pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza, serta perundingan untuk menciptakan gencatan senjata yang lebih permanen.

Selain itu, dalam proposal tersebut juga disebutkan bahwa pasukan Israel akan mundur ke zona penyangga sejauh 800 meter dari perbatasan Gaza selama masa gencatan senjata.

Sebelumnya, utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengusulkan zona penyangga sejauh 1.500 meter, sementara Hamas menawarkan 600 meter.

Perundingan akhirnya terhenti bulan lalu karena tidak adanya kesepakatan antara kedua belah pihak.

Pembebasan Sandera dan Imbalan Tahanan Palestina

Dalam proposal gencatan senjata, Hamas akan membebaskan 10 sandera hidup dan jenazah 18 sandera lainnya secara bertahap.

Dalam pertukaran, sekitar 1.700 warga Palestina yang dipenjara oleh Israel akan dilepaskan, termasuk 200 orang yang menjalani hukuman seumur hidup setelah dihukum atas serangan mematikan.

Pada serangan 7 Oktober lalu, milisi Hamas menyandera sebanyak 251 orang dan menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

Saat ini, masih ada 50 sandera yang berada di Gaza, dengan sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup. Sisanya telah dibebaskan melalui gencatan senjata atau kesepakatan lainnya.

Bantuan Kemanusiaan untuk Wilayah Gaza

Salah satu poin penting dalam proposal gencatan senjata adalah izin bagi 600 truk bantuan kemanusian masuk ke Gaza setiap hari. Jumlah ini merupakan peningkatan signifikan yang diharapkan dapat membantu mengatasi krisis makanan di wilayah tersebut.

Sebelumnya, jumlah bantuan yang diperbolehkan masuk selama gencatan senjata awal tahun ini relatif sama.

Dalam gencatan senjata sementara ini, kedua belah pihak akan merundingkan beberapa isu penting, seperti gencatan senjata yang lebih permanen, pembebasan sandera yang tersisa, serta penarikan lebih lanjut pasukan Israel dari wilayah Gaza.

Komitmen Israel untuk Menghancurkan Hamas

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa meskipun ia bersedia menghentikan pertempuran sementara untuk memfasilitasi pembebasan sandera, ia tetap berkomitmen untuk mengalahkan Hamas dan melucuti senjata mereka.

Ia juga menyatakan bahwa Israel akan mempertahankan kendali keamanan atas Gaza dan memfasilitasi relokasi sebagian besar penduduknya ke negara lain melalui apa yang disebut sebagai emigrasi sukarela.

Namun, Palestina dan sebagian besar komunitas internasional melihat upaya ini sebagai bentuk pengusiran paksa. Awal bulan ini, Netanyahu mengumumkan rencana untuk menduduki Kota Gaza dan wilayah padat penduduk lainnya.

Langkah ini kemungkinan akan menyebabkan lebih banyak korban jiwa dan gelombang pengungsian massal. Ancaman-ancaman tersebut sebagian ditujukan untuk menekan Hamas agar menyerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *