Ironi Ibu Kota: Banyak Anak Putus Sekolah Pilih Bekerja

Anak di Jakarta Barat Putus Sekolah Karena Ingin Bekerja

JAKARTA – Di wilayah Jakarta Barat, terdapat sejumlah anak yang memilih untuk berhenti sekolah karena alasan ingin bekerja dan membantu orang tua. Hal ini diketahui setelah Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan penelusuran terhadap laporan-laporan yang masuk.

Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Sosial, Chico Hakim, menyampaikan bahwa hasil penelusuran menunjukkan adanya beberapa anak yang memang tidak lagi ingin bersekolah karena ingin bekerja.

Menurutnya, laporan awal mencatat sebanyak 40 anak putus sekolah di Jakarta Barat. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ditemukan bahwa sebagian dari jumlah tersebut merupakan laporan ganda.

Dari 40 anak tersebut, 17 ternyata sudah kembali bersekolah, empat masih aktif sekolah, dan enam anak berasal dari luar DKI Jakarta. Selain itu, ada satu nama yang tercantum dalam data ternyata bukan anak, melainkan orang tua. Sisanya, sebanyak 18 anak, sedang dicarikan sekolah baru.

Pemprov DKI Jakarta menegaskan komitmen mereka untuk menindaklanjuti setiap laporan mengenai anak putus sekolah. Mengingat ini adalah pengaduan kedua yang muncul, pihaknya akan lebih proaktif dalam melakukan penelusuran.

Koordinasi dengan camat, lurah, dasawisma, serta Kanwil Agama Provinsi DKI Jakarta juga dilakukan, terutama karena ada delapan anak yang keluar dari madrasah.

Selain itu, Pemprov DKI juga membuka peluang bagi anak-anak yang memilih bekerja untuk mengikuti kursus keterampilan. Langkah ini bertujuan agar anak-anak tersebut tetap memiliki masa depan yang lebih baik meski tidak melanjutkan pendidikan formal.

Chico menjelaskan bahwa pihaknya akan mendampingi anak-anak tersebut untuk mengikuti kursus dan pelatihan, bekerja sama dengan OPD terkait.

Temuan di Daerah Pemilihan 9

Sebelumnya, Anggota DPRD Jakarta Lukmanul Hakim mengungkapkan bahwa masih ada anak-anak yang putus sekolah di Ibu Kota. Temuan ini diperoleh saat ia mengunjungi daerah pemilihan (dapil) 9, wilayah Jakarta Barat.

Dalam sidang penyampaian laporan hasil reses ketiga Anggota DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI, Senin (4/8/2025), Lukmanul menyampaikan bahwa ada 15 anak di satu RW yang putus sekolah.

Lukmanul meminta Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Ketua DPRD untuk memastikan pendataan anak putus sekolah dilakukan secara tepat sasaran. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap anak yang putus sekolah mendapatkan perhatian dan solusi yang sesuai.

Solusi untuk Anak yang Putus Sekolah

Untuk menangani masalah ini, Pemprov DKI Jakarta berupaya memberikan berbagai bentuk bantuan kepada anak-anak yang putus sekolah. Selain mencari sekolah baru, pihaknya juga menawarkan pelatihan keterampilan agar anak-anak tersebut dapat memiliki kemampuan yang berguna dalam dunia kerja.

Kursus keterampilan yang ditawarkan diharapkan bisa menjadi alternatif pendidikan bagi anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah formal. Dengan demikian, mereka tetap bisa berkembang dan memiliki peluang karier yang lebih baik di masa depan.

Selain itu, koordinasi antara Dinas Pendidikan DKI Jakarta dengan berbagai instansi lain seperti lembaga keagamaan dan pihak desa atau kelurahan juga sangat penting. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak yang putus sekolah mendapatkan perhatian yang maksimal.

Pemprov DKI Jakarta terus berkomitmen untuk menangani isu anak putus sekolah dengan langkah-langkah yang sistematis dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih baik bagi anak-anak di Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *