Jadi Target Liverpool, Alexander Isak Kritik Newcastle

Drama Antara Alexander Isak dan Newcastle United Memasuki Tahap Baru

Drama antara Alexander Isak dan Newcastle United kini memasuki tahap yang lebih rumit. Hubungan antara pemain asal Swedia tersebut dengan klub yang ia bela selama beberapa tahun terakhir tampak semakin sulit diperbaiki. Isak, yang sebelumnya menjadi incaran utama Liverpool di bursa transfer musim panas lalu, kini berada dalam situasi yang sangat memperihatinkan.

Isak sempat mengajukan permohonan untuk pindah ke Liverpool setelah klub Merseyside menawarkan dana hingga 110 juta pound (sekitar 2,5 triliun rupiah). Namun, tawaran ini ditolak mentah-mentah oleh Newcastle yang menetapkan harga jual sebesar 150 juta pound. Tidak hanya itu, Isak juga tidak hadir dalam agenda pramusim bersama The Magpies dan bahkan sempat menjalani latihan di markas klub lamanya, Real Sociedad.

Setelah penolakan Liverpool, Isak kembali ke Newcastle. Sayangnya, tindakannya ini mendapat reaksi keras dari para suporter klub. Ia disebut sebagai pengkhianat karena mencoba meninggalkan klub yang telah membantunya berkembang.

Pencapaian yang Justru Memperburuk Hubungan

Pada pekan pertama Liga Inggris, Newcastle tidak menyertakan Isak dalam skuad mereka. Selama ini, Isak tidak memberikan komentar apapun, tetapi ia terus menunjukkan ketidaksenangannya untuk tetap bertahan di klub. Pada 19 Agustus 2025, Isak akhirnya memberikan pernyataan melalui media sosial setelah terpilih sebagai bagian dari Tim Terbaik Premier League 2024-2025 versi PFA.

Pernyataan Isak justru memperburuk hubungan dengan Newcastle. Dalam pernyataannya, ia menyebut bahwa klub telah mengkhianati janji-janji yang pernah dibuat. “Saya bangga terpilih untuk Skuad Terbaik Premier League 2024-2025,” ujarnya. “Pertama-tama, saya ingin berterima kasih kepada rekan setim dan semua orang di Newcastle. Kalian mendukung saya selama perjalanan ini.”

Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak akan datang ke acara seremonial. “Dengan apa yang sedang terjadi, saya merasa tidak benar jika pergi ke sana.”

Newcastle Dituduh Mengingkari Janji

Isak juga menyampaikan bahwa ia diam cukup lama saat banyak pihak berbicara. “Sikap diam itu membuat orang-orang bisa menyebarkan cerita versi mereka sendiri.” Ia menegaskan bahwa janji-janji yang pernah dibuat sudah diketahui oleh klub. “Bertindak sekarang seperti isu-isu ini baru saja muncul adalah sesuatu yang tidak benar.”

Ia menambahkan, “Ketika janji dikhianati dan kepercayaan terkikis, sebuah hubungan tidak bisa berlanjut. Itulah posisi saya sekarang dan itulah alasan mengapa perubahan perlu dilakukan untuk kepentingan semua orang, bukan cuma saya.”

Situasi Serupa dengan Pemain Lain

Situasi Isak tidak jauh berbeda dengan drama yang dialami oleh Viktor Gyokeres, Ardon Jashari, dan Ademola Lookman. Mereka juga mengaku dijanjikan untuk dilepas jika ada tawaran tertentu dari klub lain. Gyokeres dan Jashari akhirnya bisa mewujudkan keinginan mereka untuk pindah. Gyokeres bergabung dengan Arsenal setelah meninggalkan Sporting CP, sementara Jashari pindah ke AC Milan dari Club Brugge.

Di sisi lain, Lookman harus kembali ke Atalanta setelah menerima sanksi akibat sikap tidak disiplin yang ia tunjukkan. Hal ini menunjukkan bahwa situasi serupa bisa terjadi pada pemain lain yang merasa dijanjikan tetapi akhirnya tidak dipenuhi oleh klub.