Kekhawatiran dan Rasa Takut di Lokasi Jembatan Jodoh
GORONTALO – Di sekitar Jembatan Jodoh, Desa Tenggela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, suasana terasa sangat tegang. Yulanda Tamimu (42), ibu kandung Arya Husain, remaja yang tenggelam, menunjukkan rasa kehilangan yang luar biasa.
Ia berdiri di pinggir sungai sambil berteriak memanggil nama anaknya dengan suara yang semakin keras dan penuh kesedihan.
“Mama tunggu ti Nunu, uti (Nunu adalah sebutan anak laki-laki dalam bahasa Gorontalo). Ti mama somo panggil di rumah ti nunu,” ujarnya dengan suara bergetar.
Tangisan Yulanda terdengar jelas di sekitar lokasi, mengiringi teriakan-teriakan memanggil Arya. Ia terus memanggil dengan harapan bahwa anaknya akan muncul dari aliran air yang deras.
Yulanda, yang mengenakan jilbab hitam, kaus putih, dan celana batik, tampak memegang tasnya sambil menatap kosong ke arah sungai tempat anaknya hilang. Di sampingnya, Alit Husain, anak kedua Yulanda, duduk di pinggir sungai sambil melihat aliran air yang mengalir cepat. Sementara itu, ayah Arya hanya berdiri diam, melihat anaknya yang belum juga ditemukan.
Tim SAR gabungan bersama TNI dan Polri masih melakukan pencarian di sepanjang bantaran sungai menggunakan perahu karet. Namun, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda korban ditemukan.
Di sekitar jembatan, warga masih memadati lokasi, sebagian berada di atas jembatan dan sebagian lagi di bawah. Akibat banyaknya warga yang menonton, arus lalu lintas di sekitar lokasi menjadi sedikit macet.
Kronologi Kejadian yang Menyedihkan
Arya Husain (14) dilaporkan hilang pada Selasa sore (19/8/2025) di Jembatan Jodoh, Desa Tenggela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. Identitas korban dikonfirmasi oleh Kepala Desa Luwoo, Ibrahim Rahman, yang mewakili pihak keluarga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Ibrahim, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.30 Wita. Saat itu, Arya bersama temannya, Fikri, mendatangi Jembatan Jodoh di Jalan Ahmadi Hiola, Desa Tenggela, Kecamatan Tilango, untuk mengecek ketinggian air setelah mendengar kabar debit Sungai Bolango meningkat.
Setibanya di lokasi, Arya memutuskan untuk turun ke sungai tanpa busana. Pakaian korban diketahui masih tertinggal di atas jembatan. Tak lama berselang, tubuh Arya terseret arus deras.
Fikri yang panik berusaha menolong dengan mengulurkan tangan. Ia sempat berhasil memegang tangan Arya, tetapi genggamannya terlepas dan Arya akhirnya hanyut terbawa arus. Itulah saat terakhir korban terlihat.
Setelah kejadian, Fikri bergegas kembali ke Desa Luwoo untuk melaporkan kejadian tersebut. Laporan baru diterima warga sekitar pukul 16.00 Wita. Diperkirakan Arya sudah tenggelam sejak pukul 15.30 Wita, mengingat jarak tempuh dari lokasi kejadian ke desa membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Hingga berita ini diterbitkan, korban masih dalam pencarian. Sungai Bolango memang sering kali menelan korban jiwa. Salah satunya adalah Fauzan Gani, seorang remaja 15 tahun yang hilang di sungai ini pada bulan Mei lalu.
Tragedi serupa sebelumnya terjadi di Februari 2023, ketika warga menemukan jasad remaja 14 tahun bernama Irham Rahma. Bahkan, pada tahun 2022, seorang remaja 12 tahun juga sempat dinyatakan hilang.