Mantiq Media – Anak-anak adalah fondasi kehidupan emosional kita. Bagi sebagian orang, masa itu dipenuhi pelukan, kata-kata penuh kasih, dan rasa aman.
Namun, bagi sebagian orang lain, masa kecil justru terasa sunyi—tidak ada pelukan, sedikit apresiasi, atau bahkan perhatian yang konsisten.
Jika Anda termasuk orang-orang yang pernah merasa “tidak benar-benar dicintai” saat kecil, psikologi mengungkapkan bahwa pengalaman itu dapat meninggalkan jejak dalam kepribadian Anda hingga dewasa.
Bukan berarti semua orang yang mengalaminya akan berakhir sama, namun terdapat pola umum yang sering muncul.
Dilaporkan oleh Geediting pada Minggu (10/8), terdapat tujuh sifat yang mungkin berkembang sebagai bentuk adaptasi emosional—yang terkadang melindungi, tetapi juga bisa membatasi Anda.
1. Sulit Mempercayai Orang Lain
Saat kecil, jika kasih sayang terasa langka atau tidak konsisten, otak Anda belajar bahwa kedekatan bisa berarti kekecewaan.
Akibatnya, Anda tumbuh dengan pagar emosional yang tinggi. Bahkan ketika bertemu orang yang baik, hati Anda mungkin tetap waspada, takut disakiti atau ditinggalkan lagi.
Ini adalah mekanisme bertahan hidup, tapi sayangnya sering membuat hubungan terasa kering.
2. Perfeksionisme sebagai Bentuk Pencarian Nilai Diri
Kurangnya validasi pada masa kecil membuat sebagian orang berusaha keras untuk “layak dicintai” dengan menjadi sempurna.
Anda mungkin tumbuh menjadi seseorang yang selalu ingin melakukan segalanya dengan benar, bukan hanya demi kebanggaan pribadi, tetapi juga untuk menghindari kritik dan penolakan.
Sayangnya, ini bisa membuat Anda terus merasa “tidak cukup” meskipun sudah berusaha maksimal.
3. Tren Menghancurkan Emosi
Anak yang tidak mendapatkan ruang aman untuk mengekspresikan perasaannya akan belajar menahannya.
Anda mungkin terbiasa tersenyum saat sedih, atau terlihat kuat saat rapuh.
Kebiasaan ini membuat Anda tampak tangguh, namun di balik itu, terdapat lautan emosi yang jarang benar-benar Anda kelola.
4. Mencari Cinta Melalui Prestasi
Karena tidak terbiasa menerima cinta tanpa syarat, Anda mungkin menghubungkan harga diri dengan pencapaian.
Setiap keberhasilan terasa seperti “bukti” bahwa Anda layak diperhatikan.
Meskipun motivasi ini bisa mendorong Anda maju, ada risiko kelelahan emosional karena cinta sejati tidak pernah datang hanya dari piagam atau gelar.
5. Kesulitan dalam Mengatur Batas
Kurangnya kasih sayang di masa kecil terkadang membuat orang dewasa menjadi “people pleaser”—tidak nyaman menolak, takut membuat orang marah, atau kehilangan hubungan.
Anda mungkin bersedia mengorbankan diri untuk membuat orang lain bahagia, bahkan ketika hal itu menghabiskan energi dan melukai perasaan Anda sendiri.
6. Rasa Takut akan Penolakan yang Mendalam
Saat cinta masa kecil penuh dengan syarat atau bahkan tidak ada, penolakan terasa seperti ancaman besar.
Anda bisa terlalu sensitif terhadap tanda-tanda jarak atau ketidaksetujuan.
Bahkan kritik kecil bisa memicu rasa sakit yang berlebihan, karena ia menyentuh luka lama yang belum sembuh.
7. Kesulitan Menerima Kebaikan
Ironisnya, ketika seseorang benar-benar tulus memberi kasih sayang, Anda bisa merasa canggung, tidak percaya, atau bahkan curiga.
Bukan karena Anda tidak menginginkannya, tapi karena bagian terdalam diri Anda belum terbiasa dengan cinta yang hangat dan tanpa syarat.
Kesimpulan: Luka Lama Bisa Sembuh
Jika Anda menemukan diri dalam salah satu atau beberapa sifat di atas, bukan berarti Anda rusak. Sifat-sifat ini lahir dari upaya otak dan hati untuk bertahan di masa lalu. Namun, berita baiknya: luka emosional bisa sembuh.
Dengan kesadaran, terapi, hubungan yang sehat, dan kasih sayang yang konsisten—bahkan yang Anda berikan untuk diri sendiri—Anda dapat memeluk bagian kecil dari diri Anda yang dulu merasa tidak dicintai, dan memberi rasa aman yang selalu ia rindukan.