Kecelakaan di Air Terjun Lombongo, WNA Asal Belanda Jatuh dan Alami Patah Tulang
GORONTALO – Johannes Antonie Hengeveld (68), seorang warga negara asing (WNA) asal Belanda, mengalami kecelakaan saat berada di kawasan air terjun Lombongo, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Kejadian tersebut menimpa korban setelah ia terpeleset di bebatuan licin hingga jatuh ke dasar air terjun. Akibatnya, Johannes mengalami patah tulang di bagian paha kiri dan luka memar di siku tangan kanan.
Profil Singkat Korban
Berdasarkan data yang diperoleh dari Basarnas Gorontalo, Sabtu (13/9/2025), Johannes Antonie Hengeveld memiliki nama lengkap sebagai berikut:
– Nama Lengkap: Johannes Antonie Hengeveld
– Tempat, Tanggal Lahir: Vlissingen, 16 Desember 1956
– Nomor Paspor: NR368LHR2
– Tanggal Penerbitan Paspor: 23 Maret 2018
– Tanggal Kedaluwarsa Paspor: 23 Maret 2028
– Istri: Martina Jacoba Maria
– Asal Negara: Belanda
Johannes merupakan bagian dari rombongan wisatawan asing yang datang ke Indonesia untuk menjelajahi beberapa destinasi wisata di Pulau Sulawesi.
Kronologi Kecelakaan
Rombongan wisatawan asal Belanda yang terdiri dari 20 orang tiba di Bandara Internasional Manado. Rencananya, mereka akan melakukan tur wisata ke beberapa tempat, termasuk Manado, Kotamobagu, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah.
Menurut informasi dari pemandu rombongan bernama Arung, rombongan memulai perjalanan dari pemandian air panas sekitar pukul 09.00 WITA. Mereka tiba di lokasi air terjun sekitar pukul 12.00 WITA. Saat berada di lokasi, korban dan rombongan sempat berfoto. Namun, saat sedang berjalan di atas batu besar setinggi sekitar satu meter, Johannes terpeleset dan jatuh ke dalam air.
Akibatnya, Johannes mengalami cedera serius, yaitu patah tulang paha kiri dan luka memar di siku tangan kanan. Proses evakuasi korban sangat rumit karena medan yang sulit dan kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Proses Evakuasi yang Memakan Waktu
Evakuasi korban dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas Provinsi Gorontalo, Sar Dit Sabhara Polda Gorontalo, serta masyarakat setempat. Proses ini membutuhkan waktu hampir delapan jam karena medan yang berat dan jalur yang sulit.
Kepala Kantor SAR Gorontalo, Heriyanto, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan kecelakaan pada Jumat (12/9/2025) pukul 11.00 WITA. Johannes bersama rombongan 19 wisatawan dan seorang pemandu terjatuh di dasar air terjun. Cuaca hujan deras membuat jalur menuju lokasi semakin berbahaya.
Operasi evakuasi dimulai sekitar pukul 14.30 WITA. Meskipun jarak dari posko ke lokasi hanya sekitar lima kilometer, kontur jalur yang naik-turun, bebatuan licin, serta enam penyeberangan sungai menjadi tantangan utama. “Evakuasi memakan waktu panjang karena medan sangat sulit, licin, dan hujan deras mengguyur lokasi,” ujar Heriyanto.
Setelah melalui perjuangan panjang, korban berhasil dievakuasi dari lokasi sekitar pukul 22.00 WITA. Setelah itu, Johannes langsung dibawa ke RSUD Aloe Saboe, Kota Gorontalo, untuk mendapatkan perawatan intensif.
Kondisi Korban dan Imbauan dari SAR
Saat tiba di UGD rumah sakit, Johannes terlihat kesakitan dan diringkus oleh petugas gabungan. Istrinya, Martina Jacoba Maria, yang telah mendampingi sejak proses evakuasi, tampak sibuk menghubungi kerabatnya di Belanda.
Hingga Sabtu malam, Johannes masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Kecelakaan ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak tentang perlunya kewaspadaan saat berwisata di kawasan alam.
Heriyanto juga mengimbau agar wisatawan dan pemandu lebih berhati-hati, terutama saat cuaca buruk. Hal ini mengingat insiden serupa juga pernah terjadi tahun lalu.












