Kapan Musim Kemarau dan Hujan di Indonesia?

Musim Kemarau Masih Berlangsung Meski Beberapa Wilayah Alami Hujan

Indonesia saat ini masih berada dalam periode musim kemarau yang biasanya berlangsung hingga bulan Oktober. Namun, hingga saat ini, sejumlah wilayah di Indonesia masih mengalami hujan, bahkan dengan intensitas yang cukup deras. Meskipun begitu, kondisi ini tidak serta-merta menandakan bahwa musim kemarau telah berakhir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa hujan yang terjadi pada bulan Agustus disebabkan oleh dinamika atmosfer seperti aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang tropis lainnya yang aktif.

MJO adalah gelombang tropis yang bergerak di sekitar ekuator dan dapat memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan. Selain itu, anomali suhu laut yang lebih hangat dari rata-rata di sebagian besar perairan Indonesia juga meningkatkan kelembaban atmosfer, sehingga memicu pertumbuhan awan konvektif dan memperbesar peluang terjadinya hujan di beberapa wilayah.

Periode Musim di Indonesia

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki dua musim utama karena iklim tropisnya. Yang pertama adalah musim kemarau, yang biasanya berlangsung antara Mei hingga Oktober. Ciri-cirinya meliputi curah hujan rendah, udara lebih kering, langit cerah, dan suhu yang bisa lebih panas.

Sementara itu, musim hujan biasanya berlangsung antara November hingga April. Ciri utamanya adalah curah hujan dan kelembapan udara yang tinggi, serta seringnya terjadi badai petir. Namun, pembagian periode musim ini tidak selalu seragam di seluruh wilayah Indonesia.

Wilayah timur seperti Nusa Tenggara cenderung mengalami musim hujan yang lebih singkat, sedangkan wilayah barat seperti Sumatra dan Kalimantan bisa mulai mengalami hujan lebih awal. Di Jakarta dan sekitarnya, musim hujan biasanya mulai terasa sekitar akhir Oktober atau awal November, dengan puncaknya terjadi di Desember hingga Februari.

Hujan Bulan Agustus Bukan Tanda Akhir Musim Kemarau

Guswanto menyatakan bahwa hujan yang terjadi di beberapa wilayah saat ini belum bisa dijadikan indikator bahwa musim kemarau telah berakhir. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti masa pancaroba, fenomena lokal, dan data BMKG.

Pancaroba adalah masa transisi antara musim kemarau dan musim hujan, di mana cuaca bisa sangat tidak menentu. Pada masa ini, hujan deras bisa turun meski musim kemarau belum sepenuhnya usai. Selain itu, hujan juga bisa terjadi karena faktor lokal seperti angin laut, topografi, atau pemanasan permukaan tanah, meskipun secara nasional masih dalam periode kemarau.

Untuk memastikan apakah musim kemarau sudah berakhir, BMKG biasanya merilis analisis iklim dan pengamatan pola angin serta curah hujan secara regional. Dengan demikian, meskipun hujan mulai turun, belum tentu itu pertanda musim hujan telah dimulai secara resmi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *