Kemenkeu Negaskan Sri Mulyani Tidak Sebut Guru dan Dosen sebagai Beban Negara

Menteri Keuangan Soroti Kesejahteraan Guru dan Dosen dalam Pidato

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, kembali menjadi perhatian setelah memberikan pidato di Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa hari lalu. Dalam pidato tersebut, ia menyampaikan berbagai isu terkait alokasi anggaran negara, termasuk pendidikan.

Salah satu poin yang disampaikan adalah alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 untuk sektor pendidikan yang mencapai Rp 724,3 triliun. Meski angka ini cukup besar, Sri Mulyani mengakui bahwa masih ada tantangan dalam pengelolaan keuangan negara, terutama terkait kesejahteraan guru dan dosen.

Ia menyoroti rendahnya gaji yang diterima oleh para tenaga pendidik sebagai salah satu masalah utama. “Banyak di media sosial, saya selalu mengatakan, menjadi dosen atau menjadi guru tidak dihargai karena gajinya enggak besar. Ini juga salah satu tantangan bagi keuangan negara,” ujarnya dalam pidato yang terekam dan dibagikan melalui kanal YouTube ITB.

Selain itu, Sri Mulyani juga mempertanyakan apakah kesejahteraan guru dan dosen sepenuhnya bisa ditanggung oleh APBN atau perlu adanya partisipasi dari masyarakat. Ia menegaskan bahwa hal ini menjadi pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan secara matang.

“Apakah semuanya harus dari keuangan negara ataukah ada partisipasi dari masyarakat,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut. Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci bentuk partisipasi yang dimaksud.

Video Viral dan Penjelasan dari Kementerian Keuangan

Beberapa waktu setelah pidatonya, beredar video di media sosial yang menampilkan Sri Mulyani seolah-olah menyebut guru sebagai “beban negara”. Video tersebut viral di TikTok, Instagram, hingga X. Tidak jarang, video ini menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat.

Menanggapi isu ini, Kementerian Keuangan langsung membantah. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Deni Surjantoro, menegaskan bahwa video tersebut merupakan hoaks dan hasil rekayasa deepfake. Menurutnya, video tersebut tidak utuh dan hanya potongan dari pidato yang disampaikan oleh Sri Mulyani.

“Itu hoax. Faktanya, Menteri Keuangan tidak pernah menyatakan bahwa guru beban negara. Video tersebut adalah hasil deepfake dan potongan tidak utuh dari pidato Menkeu,” kata Deni, Selasa, 19 Agustus 2025.

Deni menambahkan bahwa tanda manipulasi dapat terlihat dari suara yang terdengar patah-patah saat menyebut kata “beban”. Hal ini menunjukkan bahwa video tersebut sengaja diedit untuk menyesatkan publik.

Respons Sri Mulyani

Sementara itu, Sri Mulyani sendiri enggan berkomentar lebih jauh terkait polemik tersebut saat ditemui di Gedung DPR RI. Ia hanya berjalan menuju mobil dinasnya tanpa memberikan keterangan kepada awak media.

Isu ini menunjukkan betapa sensitifnya topik kesejahteraan guru dan dosen dalam konteks kebijakan keuangan negara. Meskipun Sri Mulyani menyampaikan pandangan tentang kesejahteraan pendidik, banyak pihak tetap menginginkan penjelasan yang lebih jelas dan transparan mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk meningkatkan kualitas hidup para guru dan dosen.