Keterbatasan Pembaruan Sistem Suara Mobil Listrik

Tren Mobil Listrik dan Keterbatasan Upgrade Sistem Suara

JAKARTA – Di tengah meningkatnya popularitas mobil listrik atau EV di Indonesia, banyak penggemar audio mobil menghadapi tantangan dalam melakukan upgrade sistem suara. Meski tren ini menunjukkan perkembangan positif, terdapat keterbatasan yang perlu diperhatikan oleh para penggemar audio.

Edy Susanto, pemilik Cartens Audio Jakarta, menjelaskan bahwa salah satu hambatan utama adalah desain head unit pada mobil listrik yang sudah terintegrasi dengan berbagai sistem kendaraan lain. Hal ini membuat penggantian head unit tidak semudah yang dibayangkan.

“Enggak semuanya mobil yang EV sekarang bisa diganti ya head unitnya. Kayak Wuling itu kan dia udah integrated, semuanya layar dan lain-lain, yang bisa diganti kayaknya belum, nggak ada deh semuanya,” ujarnya.

Head unit pada mobil listrik biasanya terhubung dengan fitur penting seperti pengaturan kendaraan dan sistem hiburan. Karena itu, pengguna tidak dapat menggantinya secara bebas tanpa memengaruhi fungsi-fungsi lain.

Edy menambahkan, “Rata-rata semua udah full system. Ya paling cuma nambah Android Box aja. Kalau misalnya itu, ya misalnya kayak Binguo belum bisa wireless CarPlay atau wireless Android Auto, ya mereka nggak bisa ngapain-ngapain, nggak bisa diganti head unitnya juga, karena itu bawaan dari Wuling gitu ya.”

Spesifikasi Audio yang Sudah Lengkap

Meski ada keterbatasan, beberapa merek mobil listrik mulai menawarkan spesifikasi audio yang cukup lengkap. Misalnya, BYD disebut telah menyediakan fitur seperti dukungan Spotify, Apple CarPlay, dan Android Auto. Dengan demikian, konsumen hanya bisa bermain di bagian output audio setelah head unit.

“Biasanya rata-rata kayak BYD udah kasih spek yang bagus. Ya kan udah bisa Spotify langsung beli aja ini, CarPlay udah bisa, Android Auto udah bisa, jadi kita cuma bisa mainin di output-nya setelah itu,” kata Edy.

Kualitas Audio yang Lebih Baik

Selain itu, Edy menyebutkan bahwa pabrikan mobil listrik saat ini bahkan telah menyematkan sistem audio dengan kualitas lebih tinggi dibanding mobil Jepang konvensional. “Apalagi kalau yang sekarang kayak BYD udah pake DIN audionya, udah ada subwoofernya, ya tergantung lagi paling saya kurang sama standar audionya baru ganti gitu,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa, meskipun mobil Jepang konvensional memiliki sistem audio yang baik, mobil listrik kini menawarkan pengalaman yang lebih baik. “Tapi ada ya rata-rata kan, kalau dibandingin dari mobil Jepang yang non-audio, yang audio-less misalnya, sama yang udah full system 8 speaker, 10, 12, Ya udah cukup jauh lebih bagus,” jelas Edy.

Kesimpulan

Dengan berkembangnya teknologi mobil listrik, pengguna tetap bisa menikmati pengalaman audio yang baik. Meskipun terdapat keterbatasan dalam upgrade sistem suara, pabrikan mobil listrik kini menawarkan spesifikasi yang cukup lengkap.

Bagi penggemar audio, mungkin hanya bisa memaksimalkan output audio yang tersedia. Namun, dengan inovasi yang terus berlangsung, masa depan sistem audio mobil listrik tampaknya masih sangat menjanjikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *