Ketidakjelasan Surat Audiensi Wuling Binguo EV: Apa Sebenarnya Terjadi?

Kasus Binguo EV: Petisi Pemilik yang Merasa Dirugikan Masih Berlanjut

Pemilik kendaraan listrik Binguo EV masih merasa kecewa dengan diskon yang diberikan oleh pihak produsen. Diskon tersebut mencapai ratusan juta rupiah, dan kasus ini terus berlangsung tanpa penyelesaian yang jelas.

Komunitas Wuling, yaitu Wuling Binguo Indonesia Community (WBIC) dan WEVI (Wuling Electric Vehicle Indonesia), telah melakukan pertemuan bersama pihak Wuling Indonesia (SGMW). Namun, hingga kini belum ada titik terang dari hasil pertemuan tersebut.

Sebelumnya, dalam pertemuan pada 6 Agustus 2025, disepakati beberapa tuntutan yang diajukan oleh pemilik Binguo EV yang diwakili oleh komunitas WBIC. Hasil pertemuan tersebut dirangkum dalam Surat Audiensi yang diterbitkan oleh WEVI pada 7 Agustus 2025, dengan nomor 002/8/NOT/2025.

Beberapa tuntutan yang diajukan antara lain:

  • Kompensasi dalam bentuk cashback rupiah dengan nominal spesifik.
  • Evaluasi dampak penurunan harga yang signifikan.
  • Penyelarasan benefit, termasuk garansi 8 tahun dan lifetime warranty.
  • Dukungan port GBT.
  • Panduan situasi darurat.

Namun, baru-baru ini, salah satu anggota WBIC, Steinly Suwanto Putra, menemukan adanya perbedaan antara versi awal surat audiensi dan versi akhir yang dirilis. Dalam versi awal, surat audiensi menggunakan kop surat WEVI dan memuat poin-poin penting sesuai dengan aspirasi mayoritas anggota.

Steinly menjelaskan bahwa dalam versi awal, terdapat penjelasan mengenai penurunan harga ekstrem dan tuntutan kompensasi yang jelas. Namun, setelah dilakukan revisi, beberapa poin tersebut dihilangkan atau dilemahkan, terutama mengenai nilai minimum kompensasi yang dituntut.

Dalam tuntutan awal, komunitas Wuling Binguo EV meminta kompensasi cashback dalam bentuk rupiah dengan nominal spesifik, yaitu minimal sebesar 30 juta untuk pembelian semester 1 2025, 25 juta untuk pembelian semester 2 2024, dan 20 juta untuk pembelian semester 1 2024.

Namun, dalam revisi surat audiensi, tertulis bahwa “Bentuk kompensasi yang sedang dikaji mencakup opsi cashback dalam bentuk Rupiah (nominal diserahkan ke pihak SGMW).” Hal ini berbeda dengan apa yang dijelaskan sebelumnya.

Steinly menegaskan bahwa dalam versi awal, cashback dalam bentuk rupiah bertingkat dengan perhitungan yang jelas. Namun, dalam versi akhir, menjadi Wuling sedang mengkaji kompensasi untuk pelanggan, dengan nominal diserahkan kepada pihak SGMW.

Untuk diketahui, petisi yang diinisiasi oleh Zyovanni Satyanegara telah didukung oleh 830 pemilik Binguo EV. Lebih dari 400 pemilik Binguo EV aktif berkomunikasi, dan sebagian besar anggota WBIC sendiri juga menandatangani petisi tersebut.

Steinly berharap agar pihak SGMW tidak hanya berpatokan pada dokumen hasil rilis resmi pengurus yang tidak sesuai dengan tuntutan awal. Ia berharap SGMW mendengarkan langsung dari perwakilan 830 orang penandatangan petisi, yang bukan dari komunitas resmi.

Redaksi Mantiq Media telah mencoba menghubungi Brian Gomgom, Public Relations Manager Wuling Motors. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada jawaban.