Keuangan Habis, Yai Mim Pindah Hotel usai Dikucilkan oleh Sahara: Menghibur Diri

Perseteruan Yai Mim dan Tetangganya yang Berujung pada Kehidupan Berpindah-Pindah

MALANG – Yai Mim, mantan dosen UIN Malang, kini menjalani kehidupan yang berbeda dari sebelumnya. Setelah terlibat dalam perseteruan dengan tetangganya, Nurul Sahara, ia memilih untuk tinggal di Jakarta dan beralih dari satu hotel ke hotel lainnya.

Hal ini dilakukannya demi menjaga ketenangan dan kebahagiaannya, meskipun secara finansial situasinya terbatas.

“Sebenernya saya malas pulang ke Malang. Makanya saya ke Jakarta, pindah-pindah, Pak. Saya di hotel ini, kemarin di hotel sana. Pindah dari hotel ke hotel,” ujarnya dalam tayangan YouTube Uya Kuya TV.

Ia menyatakan bahwa hidup berpindah-pindah lebih baik daripada kembali ke Malang dengan rasa tertekan dan ancaman. Meski tidak memiliki uang yang cukup, Yai Mim lebih memilih menjalani hidup yang membuatnya bahagia.

“Saya ingin menghibur diri yang penting aku hidup itu happy,” katanya.

Ia juga menjelaskan bagaimana ia mengatur keuangannya selama tinggal di hotel, meskipun merasa khawatir tentang masa depan.

Menangis Tak Terima Istri Dituduh Pelecehan

Perseteruan antara Yai Mim dan Sahara tidak hanya berupa masalah lahan parkir, namun juga tuduhan asusila. Dalam sebuah podcast, Yai Mim menangis saat menceritakan bagaimana istrinya dituduh melakukan pelecehan seksual. Ia merasa tidak bisa menerima hal tersebut, karena istri menjadi segala-galanya bagi dirinya.

“Istri saya dituduh main dengan para kiai — main dalam arti zina dengan kiai. Saya walaupun, mohon maaf, saya tidak terima itu, kau hina istriku,” ujarnya sambil menahan air mata.

Ia juga mengungkapkan bahwa suami Sahara, Sofyan, pernah disebut menyentuh istrinya. “Aku lebih nggak terima lagi. Kau hina istriku. Istri bagiku segala-galanya dan Pak Sofyan pernah pegang istri saya. Saya nggak pernah pegang istrimu.”

Dugaan tindakan tak pantas itu bahkan sempat terjadi di tengah keramaian dan terekam dalam video. “Pada saat ramai-ramai, ada videonya. Dia mengatakan kepada saya, ‘Perempuanmu pemain…’ dia tanya, ‘Ada videonya?’ saya jawab, ‘Ada.’” tambahnya.

Dampak Fisik dan Psikologis

Yai Mim juga mengungkapkan dampak fisik dan psikologis akibat peristiwa tersebut. Suara teriakan yang diarahkan ke istrinya membuat telinga sang istri sakit hingga menyebabkan gangguan pendengaran.

“Aku tanya ucapan, terus dia teriak di telinga istri sampai sekarang telinganya sakit,” ujar Yai Mim. Ia juga menyatakan bahwa penyebaran video pribadi oleh pihak Sahara sangat mengganggu kehidupannya.

“Kalau kami berhasil menemukan aspek hukumnya, maka percayalah, Yai Mim ini kesabarannya ada batasnya,” ujar Rose, istri Yai Mim. Ia meminta pihak Sahara dan yang terlibat untuk menghentikan penyebaran video tersebut.

Konflik yang Memuncak

Awal mula perseteruan antara Yai Mim dan Sahara bermula dari masalah parkir mobil rental milik Sahara yang diparkir di depan rumah Yai Mim. Meski sudah diberi peringatan, Sahara tetap memakirkan mobilnya di tempat yang tidak sesuai. Hal ini memicu konflik yang semakin memanas.

Sahara juga mengaku bahwa dirinya pernah dilecehkan oleh Yai Mim secara verbal. Ia mengungkapkan bahwa Yai Mim sering membuat gurauan yang mengarah ke ranah intim. “Ada empat kali saya dilecehkan. Pertama itu (kata Yai Mim) ‘dada istri saya besar tapi lebih besar dada mba Sahara. Saya pengin banget remes,’” kata Sahara.

Tindakan Hukum yang Diambil

Karena peristiwa ini, kedua belah pihak melaporkan ke polisi. Sahara melaporkan Yai Mim atas tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah. Sementara itu, Yai Mim juga melaporkan akun TikTok @sahara_vibesssss atas dugaan pelanggaran UU ITE dan pencemaran nama baik.

Polresta Malang Kota telah menerima laporan dari kedua belah pihak dan sedang dalam proses penanganan internal. “Benar, laporan dari kedua pihak telah kami terima. Saat ini sedang diproses untuk lebih lanjut,” ujar AKP Khusnul, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polresta Malang Kota.

Perseteruan antara Yai Mim dan Sahara telah mengubah kehidupannya secara drastis. Dari seorang dosen yang aktif di lingkungan sosial dan keagamaan, ia kini harus tinggal berpindah-pindah demi menjaga ketenangan.

Meski demikian, Yai Mim tetap berkomitmen untuk fokus pada kegiatan pendidikan dan pembinaan santri, serta mencari keadilan melalui jalur hukum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *