Wisata Berbasis Konservasi di Botubarani, Bone Bolango
GORONTALO – Desa Botubarani di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, kini menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik minat banyak orang.
Salah satu daya tarik utamanya adalah kehadiran hiu paus yang sering muncul di sekitar perairan desa tersebut. Keberadaan hewan raksasa ini telah mengubah wajah pariwisata lokal dan memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan hiu paus sebagai ikon wisata. Ia menegaskan bahwa pengembangan wisata berbasis hiu paus hanya akan bertahan jika dilakukan dengan prinsip konservasi.
Dalam dialog bersama masyarakat dan pelaku wisata setempat, Wamenpar menyoroti perlunya menjaga habitat alami hiu paus agar tidak terganggu oleh aktivitas pariwisata.
“Pesan dari Bu Menteri Pariwisata jelas, kita harus menjaga area konservasi dan kelestarian hiu paus agar daya tarik wisata ini tetap ada di masa depan,” ujar Ni Luh Puspa dalam rilis yang diterima beberapa waktu lalu.
Perilaku Wisatawan yang Bertanggung Jawab
Selain itu, Wamenpar juga mengingatkan wisatawan untuk berperilaku bijak saat menyaksikan hiu paus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
- Menjaga jarak aman dari hiu paus
- Tidak memberi makan langsung kepada hiu paus
- Memastikan lingkungan laut tetap bersih
Ia juga mendorong masyarakat dan pemerintah daerah untuk menciptakan atraksi tambahan. Tujuannya adalah agar Botubarani tidak hanya bergantung pada kehadiran hiu paus, tetapi juga memiliki berbagai pengalaman wisata yang menarik.
“Tentu perlu inovasi lain untuk mengembangkan desa wisata ini. Tidak hanya mengandalkan hiu paus, tetapi juga menghadirkan atraksi-atraksi baru agar wisatawan bisa merasakan berbagai pengalaman saat berkunjung,” ujarnya.
Pengalaman Unik di Botubarani
Sejak pertama kali muncul pada 2016, Botubarani telah menjadi salah satu destinasi unggulan Gorontalo. Wisatawan dapat menyaksikan hiu paus dari jarak dekat bahkan dari bibir pantai.
Ada juga pengalaman unik seperti menaiki perahu transparan atau berfoto dengan bantuan drone yang menyorot hiu paus dari udara.
Namun, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan juga membawa tantangan. Jika tidak diatur dengan baik, dampaknya bisa mengganggu kenyamanan hiu paus. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan dan pengelolaan yang lebih baik.
Dampak Ekonomi bagi Masyarakat
Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Botubarani, Wahab Matoka, menyebutkan bahwa kehadiran hiu paus telah memberikan perubahan besar bagi kehidupan masyarakat.
Pariwisata kini dikelola secara mandiri oleh warga desa. Meski begitu, ia menilai jumlah wisatawan masih perlu ditingkatkan.
“Kami ingin wisata di sini berbeda dari Bali, tetapi jumlah pengunjungnya bisa setara dengan Bali,” ujarnya.
Wahab juga berharap dukungan Kementerian Pariwisata untuk pengadaan rumpon plankton. Menurutnya, keberadaan rumpon akan menjaga ekosistem laut sekaligus menjamin ketersediaan makanan bagi hiu paus dan ikan-ikan lain. Dengan banyak plankton, hiu paus akan lebih sering datang, sehingga wisatawan selalu bisa melihatnya.