Kontroversi Hotel Miami Rekrut Resepsionis India Secara Virtual

Video Viral Menampilkan Resepsionis India yang Bekerja Jarak Jauh di Hotel Miami

Sebuah video yang menyebar di media sosial menunjukkan bagaimana seorang pria dari India bertugas sebagai resepsionis di sebuah hotel di Miami, Amerika Serikat, meskipun bekerja dari jarak jauh. Dalam video tersebut, tamu AS melakukan proses check-in melalui sistem digital yang canggih, berinteraksi langsung dengan asisten virtual yang muncul di layar komputer.

Video ini dibagikan oleh Pete Langs di TikTok dan Instagram, dan langsung memicu perdebatan di kalangan netizen. Dalam interaksi tersebut, resepsionis virtual menanyakan jumlah kunci kamar yang diperlukan serta membantu mengisi formulir registrasi, semua dilakukan melalui panggilan video. Meskipun tidak disebutkan secara spesifik lokasi atau kewarganegaraan karyawan, banyak pengguna media sosial menduga bahwa pria tersebut berasal dari India dan bekerja secara remote dari luar Amerika Serikat.

Reaksi Netizen yang Beragam

Reaksi dari warganet sangat beragam. Beberapa mengkritik praktik ini, menganggapnya sebagai tindakan yang merugikan pekerja lokal. Salah satu komentar menyatakan, “Hotel di Miami mengalihdayakan peran resepsionis ke India. Tamu check-in melalui panggilan video dengan asisten orang India. Lebih banyak pekerjaan Amerika dialihkan ke luar negeri. Jika menghasilkan uang di Amerika, seharusnya mempekerjakan orang Amerika.”

Banyak yang merasa heran dengan tren ini. Seorang pengguna berkomentar, “Aneh bagaimana hotel, Dunkin Donuts, 7-11, dan SPBU, sekarang sebagian besar dimiliki dan dijalankan oleh orang India. Saya penasaran bagaimana alur kerjanya.” Komentar lain menyebutkan, “Outsourcing telah mencapai level lain. India menjadi penerima manfaat terbesar dari ini.”

Outsourcing adalah praktik bisnis di mana perusahaan mempekerjakan pihak ketiga untuk menjalankan sebagian atau seluruh operasional perusahaan. Tren ini semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di sektor teknologi dan layanan pelanggan.

Pandangan Positif terhadap Model Kerja Jarak Jauh

Namun, tidak semua orang memiliki pandangan negatif. Beberapa netizen justru memuji model kerja ini. “Sangat keren! Beberapa kota di AS sudah menerapkannya sejak Covid-19. Lebih murah mempekerjakan pekerja virtual. Tidak ada kompensasi pekerja, tunjangan, pensiun, dan lain-lain,” tulis salah satu pengguna.

Pandangan ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan mulai mengadopsi model kerja hybrid atau remote karena efisiensi biaya dan fleksibilitas. Hal ini juga mencerminkan pergeseran dalam struktur tenaga kerja global.

Dominasi Tenaga Kerja India di Sektor STEM

Selain itu, penting untuk diketahui bahwa tenaga profesional India telah mendominasi pasar tenaga kerja AS di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematics). Pada 2023, lebih dari 70 persen visa H-1B yang diberikan AS diterima oleh warga negara India. Visa H-1B adalah jenis visa non-imigran yang memungkinkan perusahaan AS mempekerjakan pekerja asing dalam posisi yang membutuhkan keahlian khusus.

Banyak perusahaan AS memilih untuk mengalihdayakan pekerjaan ke India karena tenaga kerjanya yang terampil dan biaya operasional yang lebih rendah. Menurut Deloitte, 59 persen perusahaan AS melakukan outsourcing ke India, sementara 80 persen perusahaan AS dan Eropa menganggap India sebagai tujuan utama untuk solusi teknologi dan informasi.

Tren ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar semakin mengandalkan tenaga kerja global, terutama dari India, untuk menjalankan operasional mereka. Dengan adanya inovasi teknologi dan perubahan pola kerja, kemungkinan besar model seperti ini akan semakin umum di masa depan.