Kinerja Keuangan Siloam International Hospitals Tbk. pada Paruh Pertama 2025
JAKARTA – Pada paruh pertama tahun 2025, PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif.
Dari sisi laba bersih, perusahaan mampu membukukan angka sebesar Rp456,82 miliar pada periode Januari–Juni 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp314,28 miliar.
Dalam laporan keuangan terbaru, SILO melaporkan pendapatan sebesar Rp6,10 triliun pada semester pertama 2025. Peningkatan ini tercatat sebesar 1,46% secara year on year (YoY) dibandingkan pendapatan sebesar Rp6,01 triliun pada periode yang sama di tahun 2024. Pendapatan tersebut berasal dari berbagai segmen bisnis yang dimiliki oleh Siloam.
Salah satu kontributor utama pendapatan adalah segmen non-spesialis yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,72 triliun. Sementara itu, segmen spesialis memberikan kontribusi sebesar Rp1,37 triliun.
Perusahaan memiliki 17 rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia, dan salah satu yang paling menguntungkan adalah Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi.
Rumah sakit ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp776,40 miliar pada semester pertama 2025, meningkat sedikit sebesar 0,13% YoY dari Rp775,37 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Namun, tidak semua rumah sakit menunjukkan kenaikan pendapatan. Contohnya, Rumah Sakit Siloam Lippo Village mencatatkan penurunan pendapatan menjadi Rp700,22 miliar pada paruh pertama 2025, turun dari Rp702,14 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dengan meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan juga meningkat. Beban pokok pendapatan Siloam mencapai Rp3,80 triliun pada periode Januari–Juni 2025, naik dari Rp3,65 triliun pada periode yang sama di tahun 2024.
Meskipun demikian, perseroan masih mampu mencatatkan laba bruto sebesar Rp2,30 triliun, meski sedikit turun dari Rp2,36 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, beban pajak Siloam juga mengalami penurunan, menjadi hanya Rp165,31 miliar pada paruh pertama 2025. Hal ini memengaruhi peningkatan laba bersih yang dicatatkan perusahaan. Laba bersih SILO meningkat sebesar 45,35% YoY, dari Rp314,28 miliar menjadi Rp456,82 miliar.
Laba per saham juga meningkat menjadi Rp35,18 per lembar saham pada paruh pertama 2025, naik dari Rp24,21 per lembar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Siloam, David Utama, menjelaskan bahwa jumlah rawat inap pada semester pertama 2025 mencapai 151.489, turun 7,7% YoY dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun, kunjungan rawat jalan tetap stabil di atas 2,08 juta.
Tingkat okupansi juga mengalami penurunan sebesar 6,2% YoY menjadi 62,5% pada paruh pertama 2025, turun dari 68,7% pada paruh pertama 2024. David Utama menjelaskan bahwa kinerja Siloam pada semester pertama 2025 dipengaruhi oleh faktor musiman dan manajemen risiko yang hati-hati.
“Kami yakin kinerja akan kembali normal pada semester kedua, didukung disiplin biaya, eksekusi yang kuat atas transformasi NGS, serta peningkatan kualitas layanan,” ujarnya dalam rilis pers.
Dari sisi neraca keuangan, Siloam membukukan liabilitas yang menurun menjadi Rp4,27 triliun pada Juni 2025, dari Rp5,45 triliun pada Desember 2024. Sebaliknya, ekuitas Siloam meningkat menjadi Rp9,24 triliun pada Juni 2025, naik dari Rp8,75 triliun pada Desember 2024.
Total aset Siloam juga mengalami penyusutan menjadi Rp13,52 triliun hingga Juni 2025, turun dari Rp14,20 triliun pada Desember 2024. Penyusutan aset terutama disebabkan oleh penurunan aset lancar perseroan menjadi hanya Rp2,77 triliun pada Juni 2025.