Kekayaan dan Pengembangan Properti Mark Zuckerberg di Palo Alto
CEO Meta, Mark Zuckerberg, kembali menjadi sorotan, bukan karena inovasi teknologinya, melainkan karena kepemilikan rumah mewah yang dimilikinya. Di kompleks Crescent Park, Palo Alto, California, Amerika Serikat, ia memiliki 11 properti yang bernilai ratusan juta dolar AS. Hal ini memicu protes dari warga setempat yang merasa lingkungan mereka dikuasai oleh kekayaan dan pengaruhnya.
Penjelasan Harga Rumah-Zuckerberg
Pada tahun 2011, Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan, pertama kali membeli rumah di kompleks tersebut dengan harga sekitar 7 juta dolar AS (sekitar Rp 112 miliar). Saat itu, kekayaan Zuckerberg diperkirakan mencapai 13,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 217 triliun).
Setahun kemudian, ia memperluas kepemilikan dengan membeli rumah di belakang properti utamanya seharga 4,8 juta dolar AS (Rp 77,3 miliar). Pada September 2013, Zuckerberg menambah properti lagi dengan harga 10,5 juta dolar AS (Rp 169 miliar). Dalam waktu satu bulan, ia membeli dua properti tambahan di belakang rumah utamanya masing-masing seharga 14 juta dolar AS (Rp 225 miliar) dan 14,5 juta dolar AS (Rp 233 miliar).
Semua properti tersebut direnovasi dan digunakan sebagai wisma tamu, dilengkapi kolam renang, lapangan pickleball, hingga taman dengan patung Priscilla Chan. Perluasan properti terus berlanjut sejak 2022.
Ekspansi Properti Sejak Tahun 2022
Pada Juli 2022, Zuckerberg membeli rumah di seberang kompleksnya seharga 5,7 juta dolar AS (Rp 92 miliar). Pada April 2024, ia menambah rumah senilai 12,3 juta dolar AS (Rp 198 miliar), disusul Mei 2024 sebesar 10,75 juta dolar AS (Rp 173 miliar). Desember 2024, ia kembali membeli rumah seharga 9,5 juta dolar AS (Rp 153 miliar), lalu Januari 2025 seharga 10,5 juta dolar AS (Rp 169 miliar). Terbaru, beberapa bulan lalu ia membeli properti senilai 12,5 juta dolar AS (Rp 202 miliar), hanya berjarak dua rumah dari kediaman utamanya.
Dengan total 11 rumah yang dibeli dalam kurun 14 tahun terakhir, banyak tetangga mengeluhkan penyalahgunaan izin bangunan. Salah satu propertinya bahkan dilaporkan digunakan sebagai sekolah swasta untuk 14 anak, yang dianggap melanggar aturan kota. Warga juga mengeluhkan pembangunan terus-menerus dan keberadaan petugas keamanan yang intensif di kawasan tersebut.
Pernyataan Juru Bicara Zuckerberg
Meski begitu, juru bicara Zuckerberg, Aaron McLear, menegaskan bahwa bos Meta itu telah berupaya meminimalkan gangguan. “Mark, Priscilla, dan anak-anaknya telah menjadikan Palo Alto sebagai rumah mereka lebih dari satu dekade. Mereka menghormati dan mengambil langkah melebihi ketentuan demi menghindari gangguan di lingkungan kompleks,” ujar McLear.
Selain kompleks Palo Alto, Zuckerberg juga diketahui membeli lahan seluas 1.000 hektar di Hawaii. Ini menambah total kepemilikannya di Pulau Kauai menjadi sekitar 2.300 hektar. Warga setempat menilai pembelian itu berpotensi mengganggu situs pemakaman leluhur di kawasan perkebunan. Namun, juru bicara lainnya, Brandi Hoffine, menyebut lahan di Hawaii sebagian besar diperuntukkan bagi konservasi dan pertanian.