Pemerintah Kota Bogor Berencana Tambah SMA Negeri Baru di Tahun 2026
BOGOR – Pemerintah Kota Bogor sedang mempersiapkan rencana pembangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri baru yang akan dijalankan pada tahun 2026. Langkah-langkah awal telah dilakukan untuk menentukan lokasi yang paling sesuai dan strategis.
Salah satu langkah utama adalah survei lapangan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Bogor, Rudy Mashudi, bersama perwakilan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah 2 Provinsi Jawa Barat.
Survei ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya antara berbagai instansi terkait, termasuk Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Sekda Kota Bogor, Disdik Kota Bogor, dan Bapperida Kota Bogor. Setelah survei, dilakukan rapat koordinasi Bappeda se-Jawa Barat di Bandung.
Lokasi Pertama: Kelurahan Kayu Manis, Tanah Sareal
Titik pertama yang dikunjungi adalah lahan di Kelurahan Kayu Manis, Tanah Sareal. Lahan ini merupakan aset Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan luasan 5.327 meter persegi.
Lokasi ini dekat dengan jalan raya dan memiliki kondisi lahan yang datar. Hasil analisis dari Badan Informasi Geosapasial (BIG) menunjukkan bahwa lokasi ini memenuhi banyak kriteria untuk dibangun sebagai Unit Sekolah Baru (USB) SMA/SMK Negeri.
“Lokasi ini sangat ideal untuk dibangun USB SMA/SMK Negeri, baik dari segi luasan maupun kondisi lahan yang cenderung datar,” ujar Rudy dalam siaran pers. Ia juga menyebutkan bahwa lokasi ini cocok untuk SMA Negeri 11 Kota Bogor.
Perwakilan KCD Pendidikan 2 Jawa Barat, Arso, setuju dengan penilaian Rudy. “Lokasi ini sangat strategis dan nampaknya sangat pas untuk dibangun SMA Negeri. Kami akan melaporkan ke pimpinan,” katanya.
Lokasi Kedua: Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara
Titik kunjungan selanjutnya adalah lahan di Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara. Lahan ini memiliki luasan 6.330 meter persegi dan berhadapan dengan Puskesmas Pembantu Villa Duta. Namun, akses masuk hanya bisa diakses kendaraan roda dua.
Menurut Rudy, tim KCD memberikan catatan mengenai aksesibilitas jika lokasi ini digunakan sebagai SMA/SMK Negeri. “Nanti kita akan diskusikan secara khusus,” tambahnya.
Lokasi Ketiga: Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan
Titik terakhir yang dikunjungi adalah lahan seluas kurang lebih 8.900 meter persegi di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan. Lokasi ini bersebelahan dengan GOR Bogor Selatan.
Rudy menyebutkan bahwa lokasi ini memiliki nilai plus karena sudah memiliki kawasan olahraga terpadu yang bisa dimanfaatkan oleh peserta didik SMA/SMK Negeri baru.
Alasan Penambahan SMA Negeri Baru
Pembangunan unit sekolah baru untuk level SMA dan SMK Negeri di Kota Bogor menjadi prioritas pemerintah. Saat ini, Kota Bogor memiliki 10 SMA Negeri dan 4 SMK Negeri dengan daya tampung sebanyak 5.148 peserta didik.
Jumlah ini jauh dari ideal jika dibandingkan dengan jumlah peserta didik yang duduk di kelas IX SMP Negeri dan SMP swasta yang mencapai sekitar 13.661 peserta didik per tahun.
Ketimpangan ini sering menyebabkan masalah saat proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), terutama karena tingginya minat orangtua untuk menyekolahkan anaknya di SMA atau SMK Negeri.
Pemerintah Kota Bogor telah tiga kali mengirimkan surat ke Gubernur Jawa Barat terkait urgensi pembangunan USB SMA/SMK Negeri di Kota Bogor. Harapan warga Kota Bogor telah direspon dengan baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam tahun anggaran 2026.
Harapan besar disampaikan agar kehadiran USB SMA/SMK Negeri dapat meningkatkan rata-rata lama sekolah di Kota Bogor yang sampai saat ini masih di angka 10,71 tahun.
Dalam kunjungan kali ini, selain KCD Pendidikan Wilayah 2 Jawa Barat, turut hadir perwakilan BKAD dan aparat wilayah.