Maarten Paes Gagal Cegah 10 Gol, Pertahanan Timnas Indonesia Rapuh Lawan Arab Saudi

Performa Heroik Maarten Paes di Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi

JAKARTA – Laga antara Timnas Indonesia melawan Arab Saudi di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Kamis (9/10/2025) menjadi momen yang menyimpan banyak kenangan.

Salah satu tokoh utama dalam pertandingan ini adalah Maarten Paes, kiper berusia 26 tahun yang tampil luar biasa meskipun timnya harus menerima kekalahan 2-3 dari Green Falcons.

Pertahanan yang lemah membuat Paes bekerja ekstra keras sepanjang pertandingan. Tanpa refleks dan keberaniannya, Indonesia kemungkinan besar akan kebobolan lebih banyak dari hasil akhir 3-2.

Sejak menit awal, Arab Saudi langsung menekan, namun publik Indonesia sempat bersorak ketika Kevin Diks membuka keunggulan lewat tendangan penalti di menit ketujuh setelah pelanggaran keras terhadap Rafael Struick di kotak penalti.

Sayangnya, euforia itu tidak bertahan lama. Kesalahan Marc Klok dalam membuang bola pada menit ke-17 berbuah gol penyama kedudukan dari Waheb Saleh yang dengan tenang menaklukkan Paes dari jarak dekat.

Gol tersebut menjadi titik balik permainan, di mana Arab Saudi semakin agresif menekan lini belakang Garuda yang terlihat goyah. Bek sayap Yakob Sayuri melakukan pelanggaran di kotak penalti pada menit ke-36 yang berujung penalti untuk tuan rumah.

Firas Al-Buraikan sukses mengeksekusi bola ke sisi kanan gawang, membuat Paes tak berdaya. Skor 2-1 bertahan hingga turun minum, dengan statistik menunjukkan dominasi penuh Arab Saudi dalam penguasaan bola dan peluang.

Meski tertinggal, Indonesia masih mencoba membangun serangan di babak kedua. Namun transisi dari bertahan ke menyerang terlihat kacau dan sering kehilangan bola di area sendiri.

Kelemahan koordinasi lini belakang terlihat jelas ketika Mohamed Kanno mencetak gol ketiga untuk Arab Saudi pada menit ke-62. Gol itu berawal dari umpan silang yang gagal diantisipasi duet bek tengah Indonesia.

Di tengah tekanan tanpa henti, Maarten Paes menjadi satu-satunya alasan skor tak beranjak lebih parah. Total, ia mencatat tujuh penyelamatan penting, termasuk empat diving save yang menggagalkan peluang emas lawan di dalam kotak penalti.

Aksi terbaiknya terjadi pada menit ke-71 saat menepis sundulan keras Al-Buraikan dari jarak lima meter. Refleks cepat Paes membuat bola yang seharusnya gol berubah arah hanya beberapa sentimeter dari garis gawang.

Bahkan, dua kali ia harus melakukan punch untuk menghalau umpan silang berbahaya yang mengancam di area udara. Satu high claim yang berhasil pada menit ke-80 menunjukkan ketenangannya dalam menghadapi tekanan pemain Arab Saudi yang lebih tinggi dan kuat secara fisik.

Meskipun gawangnya tetap kebobolan tiga kali, performa Paes mendapat apresiasi tinggi dari pelatih Patrick Kluivert. Sang pelatih menilai Paes tampil luar biasa meski baru kembali dari masa absen panjang akibat cedera.

“Saya perlu memberikan pujian untuk penjaga gawang karena dia memainkan permainan yang fantastis hari ini,” ujar Kluivert usai pertandingan.

Ia menyebut Paes menjadi alasan utama Indonesia bisa tetap bersaing hingga akhir pertandingan. “Dan saya juga harus mengatakan penjaga gawang Maarten Paes, dia melakukan pekerjaan yang sangat bagus setelah lama absen.”

Kluivert juga menegaskan skuad Garuda telah berjuang seperti singa di tengah tekanan besar. Namun ia tak menampik beberapa keputusan individu membuat hasil akhir berpihak kepada tuan rumah.

Dalam catatan statistik, Paes tampil komplet sebagai penjaga gawang modern. Ia mencatat 50 sentuhan bola, 14 recoveries, serta akurasi umpan pendek 63 persen dan umpan jauh 43 persen.

Meskipun hanya satu kali memenangkan duel udara, hal itu menunjukkan peran aktifnya dalam mengorganisir lini belakang dan mengamankan bola kedua.

Dengan total tujuh save, dua punch, dan empat penyelamatan di dalam kotak penalti, performanya layak disebut sebagai salah satu yang terbaik dari penjaga gawang Asia malam itu.

Namun performa gemilang sang kiper tak cukup menutupi kelemahan pertahanan timnas. Kesalahan dasar seperti miskomunikasi, kehilangan posisi, dan kesulitan membaca pergerakan lawan membuat Arab Saudi berkali-kali menembus area berbahaya.

Jika bukan karena refleks luar biasa Paes, bukan tak mungkin gawang Indonesia sudah kebobolan sepuluh gol. Tim asuhan Kluivert beruntung memiliki kiper yang tampil di level tinggi dan menjaga moral tim tetap hidup hingga peluit akhir.

Menariknya, dua gol Indonesia semuanya datang dari titik putih melalui kaki Kevin Diks. Bek naturalisasi itu menjadi eksekutor dingin di menit ke-7 dan ke-88, menutup laga dengan skor 3-2 meski Indonesia kalah secara permainan.

Setelah pertandingan, sejumlah pengamat memuji mentalitas tim yang tak menyerah hingga akhir. Namun hampir semua sepakat jika sektor pertahanan menjadi PR besar bagi Kluivert sebelum laga berikutnya di Grup B.

Dengan lawan-lawan berat seperti Irak sudah menanti, kebobolan tiga gol dari Arab Saudi bisa menjadi peringatan keras. Apalagi dalam sistem poin grup, selisih gol akan sangat menentukan peluang menuju putaran final Piala Dunia 2026.

Kluivert diyakini akan melakukan evaluasi besar-besaran di lini belakang. Rotasi pemain dan perbaikan organisasi pertahanan jadi fokus utama sebelum menghadapi laga kedua.

Meski begitu, satu hal pasti: Maarten Paes telah membuktikan kualitasnya. Ia tidak hanya menjadi tembok terakhir, tetapi juga simbol ketenangan di tengah badai serangan Arab Saudi.

Bagi publik sepak bola Indonesia, penampilan Paes malam itu menjadi pengingat betapa pentingnya peran penjaga gawang dalam menjaga harga diri tim nasional. Ketika lini belakang runtuh, dialah yang berdiri paling tegak di bawah mistar.

Dengan tujuh penyelamatan krusial dan performa yang penuh determinasi, Maarten Paes layak mendapat sorotan. Tanpa dirinya, Timnas Indonesia mungkin pulang dari Jeddah dengan kekalahan yang lebih memalukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *