Mobil Bekas Ini Tak Disadari, Ini Penyebabnya

Mobil Bekas yang Sulit Dijual: Alasan di Balik Minat yang Rendah

Banyak orang yang mencari mobil bekas sering menghadapi tantangan dalam memilih kendaraan yang tepat. Tidak semua mobil bekas memiliki daya tarik yang sama di pasaran, meskipun beberapa model bisa ditemukan dengan harga terjangkau dan fitur lengkap. Namun, ada beberapa jenis mobil yang masih sulit untuk laku terjual.

Beberapa faktor utama yang membuat mobil-mobil ini jarang dilirik pembeli antara lain reputasi merek, biaya perawatan tinggi, serta ketersediaan suku cadang yang terbatas. Menurut Toro, dari showroom mobil bekas Bathara Motor Solo, ada mobil-mobil tertentu yang sebenarnya menarik untuk digunakan sebagai kendaraan pribadi, tetapi tidak cocok untuk bisnis.

“Mobil-mobil Eropa, misalnya, memiliki kualitas yang bagus dan nyaman. Harganya juga cukup wajar, tetapi orang cenderung kurang tertarik karena perawatannya yang rumit,” kata Toro kepada Mantiq Media, Kamis (2/10/2025).

Menurut Toro, kebanyakan mobil Eropa tergolong mobil mewah, sehingga banyak konsumen khawatir akan biaya perawatan yang mahal dan onderdil yang sulit ditemukan. “Tidak semua bengkel bisa memperbaiki mobil Eropa, berbeda dengan mobil Jepang yang lebih umum dan suku cadangnya melimpah,” ujarnya.

Selain mobil Eropa, mobil listrik bekas juga termasuk dalam kategori mobil yang sedikit peminat. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa mobil listrik masih relatif baru di pasar, sehingga banyak orang belum terlalu familiar dengannya.

“Mobil listrik merupakan pendatang baru. Usianya masih muda, dan harga bekasnya lebih mahal dibandingkan mobil konvensional. Meski teknologinya canggih, kita belum tahu betul kerusakan apa yang bisa terjadi saat mobil tersebut sudah tua,” jelas Toro.

Karena ketidakpastian ini, masyarakat cenderung bersikap hati-hati. Mereka ingin mengamati lebih dulu, seperti kerusakan apa yang bisa terjadi pada mobil listrik usang, berapa biaya perbaikannya, dan sebagainya. Akibatnya, mobil listrik masih dianggap sebagai unit bekas yang sedikit diminati.

Taufiq Trisna, pedagang mobil di Bengkel Cak Tris Klaten, menambahkan bahwa bagi sebagian orang, mobil listrik adalah hal yang baru, sehingga menimbulkan kekhawatiran saat membelinya dalam kondisi bekas.

“Biaya pembelian mobil bekas bisa sangat besar, sehingga bagi sebagian orang, mereka masih ragu untuk mengalokasikan dana tersebut untuk produk baru,” ujar Taufiq kepada Mantiq Media, belum lama ini.

Menurut Taufiq, salah satu kekhawatiran utama adalah penggantian aki pada waktu tertentu. Baterai mobil listrik memiliki masa pakai terbatas, dan biaya penggantiannya bisa sangat mahal. “Harga baterainya sendiri bisa mencapai biaya yang setara dengan harga mobil bekas,” tambahnya.

Karena alasan ini, para pedagang juga cenderung takut menjual mobil listrik bekas. Mereka merasa perlu melakukan antisipasi terlebih dahulu, mengingat risiko yang mungkin muncul.

Dengan demikian, mobil listrik dan mobil-mobil Eropa termasuk dalam kategori kendaraan bekas yang sedikit peminat. Hal ini disebabkan oleh karakteristik unik dari kedua jenis mobil tersebut, yang berbeda dari kebanyakan mobil di pasaran. Mereka membutuhkan perhatian ekstra, baik dalam hal perawatan maupun investasi jangka panjang.