Penemuan Balita yang Hilang di Makassar
JAMBI – Balita berusia 4 tahun asal Makassar, Sulawesi Selatan, akhirnya berhasil ditemukan setelah menghilang beberapa hari sebelumnya. Kejadian ini mengejutkan masyarakat dan memicu penanganan intensif oleh aparat kepolisian.
Bilqis hilang setelah diculik oleh seseorang pada Minggu (2/11/2025) dan akhirnya ditemukan di Jambi. Awalnya, Bilqis bersama orangtuanya bermain di Taman Pakui Sayang, Kota Makassar. Taman tersebut berada dekat dengan Lapangan Tenis Kota Makassar.
Saat orangtua Bilqis sedang bermain tenis, balita itu tiba-tiba menghilang. Setelah tidak dapat menemukannya, orangtua melaporkan kehilangan tersebut ke Polrestabes Makassar. Akhirnya, polisi berhasil menemukan Bilqis di Jambi.
Kronologi Penculikan
Setelah penyelidikan dilakukan, terungkap bahwa ada empat orang yang terlibat dalam penculikan Bilqis. Orang pertama adalah Sri Yuliana, wanita yang pertama kali membawa kabur Bilqis dari Taman Pakui Sayang. Ia kemudian menjual anak tersebut melalui media sosial, yaitu Facebook.
Orang kedua yang terlibat adalah Nadia Hutri, warga Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Nadia membeli Bilqis dari Sri Yuliana dengan harga Rp3 juta. Selanjutnya, Bilqis dibeli oleh Meriana dan Adit Prayitno Saputra yang tinggal di Jambi dengan nilai Rp30 juta. Keduanya kemudian menjual Bilqis kepada Suku Anak Dalam (SAD) dengan harga Rp80 juta.
Meriana dan Adit menyampaikan informasi bahwa Bilqis berasal dari keluarga yang kurang mampu dan tidak mampu membiayai kebutuhan balita tersebut. Informasi ini digunakan untuk meyakinkan SAD agar menerima Bilqis. Belakangan diketahui bahwa Meriana dan Adit sering melakukan transaksi jual beli anak.
Proses Negosiasi dengan Suku Anak Dalam
Aparat gabungan akhirnya bertindak untuk menjemput Bilqis dari Suku Anak Dalam. Proses negosiasi berlangsung cukup panjang. Hal ini diungkapkan oleh Ipda Supriyadi Gaffar selaku Kasubnit II Jatanras Polrestabes Makassar.
“Kami memohon bahwa anak itu tidak sama dengan kalian, kami ini dengan hati nurani datang ke sini dengan tugas yang kami emban, kalau tidak pulang anak itu, kami juga akan tinggal,” ujar Ipda Supriyadi.
Ia menegaskan bahwa negosiasi tidak dilakukan dalam bentuk uang. Menurutnya, pihaknya hanya berupaya menyentuh hati nurani para anggota SAD. “Itu terkait dengan nyawa orang, jadi mereka juga punya hati nurani. Kami memberikan pengertian bahwa posisikan diri anda bagaimana kalau anak anda diculik,” tambahnya.
Proses negosiasi ini berjalan lancar dan akhirnya Bilqis dapat dipulangkan ke orangtuanya. Keberhasilan ini menjadi bukti komitmen aparat kepolisian dalam menjaga keselamatan dan kepentingan anak-anak di tengah masyarakat.







