Netanyahu Sebut PM Australia Pengkhianat, Mengapa?

Tensi Hubungan Australia-Israel Meningkat

JAKARTA – Tensi antara Australia dan Israel kembali memburuk setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, sebagai pengkhianat.

Dalam unggahan di media sosial, Netanyahu menuding Albanese telah mengkhianati Israel serta meninggalkan komunitas Yahudi di Australia.

“Sejarah akan mengingat Albanese apa adanya, seorang politikus lemah yang mengkhianati Israel dan menelantarkan Yahudi Australia,” tulis Netanyahu tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Pernyataan ini muncul setelah Albanese menyatakan kesiapan untuk mengakui negara Palestina pada pertemuan Majelis Umum PBB September 2025 mendatang. Pengakuan itu akan dilakukan bersama beberapa negara Barat lain seperti Prancis, Inggris, dan Kanada.

Netanyahu Menilai Pengakuan Palestina Sebagai Dukungan ke Hamas

Netanyahu secara keras mengecam langkah Australia dan sekutu Baratnya. Menurutnya, keputusan untuk mengakui Palestina sama saja dengan memberikan dukungan terhadap kelompok milisi Hamas.

Sebagai respons, Kementerian Luar Negeri Israel mencabut visa diplomat-diplomat Australia yang bertugas untuk Otoritas Palestina (PA).

Langkah tersebut disebut sebagai bentuk balasan atas penolakan visa terhadap sejumlah warga Israel oleh pemerintah Australia, yang dinilai Israel sebagai bentuk antisemitisme.

Pencabutan visa ini menjadi tanda ketegangan yang semakin memburuk antara dua negara. Isu ini juga memicu reaksi dari pihak Australia yang menilai tindakan Israel tidak proporsional.

Australia Menilai Reaksi Israel Tidak Dapat Dibenarkan

Pemerintah Australia merespons keras pencabutan visa oleh Israel. Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, menyebut kebijakan tersebut tidak dapat dibenarkan.

“Pencabutan visa diplomat Canberra merupakan reaksi yang tidak dapat dibenarkan,” ujar Wong. Ia juga menilai pemerintahan Netanyahu semakin mengisolasi Israel dari komunitas internasional.

Hingga saat ini, kantor Perdana Menteri Albanese belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan Netanyahu. Pihak Albanese juga dilaporkan menolak berkomentar lebih jauh mengenai isu ini.

Albanese Kritik Agresi Israel di Gaza

Sebelum dicap sebagai pengkhianat, Albanese kerap melontarkan kritik terhadap Netanyahu, terutama terkait agresi militer Israel di Jalur Gaza.

Dia menilai Israel telah bersikap keras kepala karena terus melancarkan serangan yang menewaskan puluhan ribu warga sipil Palestina.

Albanese juga mengumumkan bahwa Negeri Kanguru akan mengakui Palestina sebagai negara saat Sidang Umum PBB di New York bulan depan. Ketegangan terbaru ini menandai memburuknya hubungan diplomatik antara Australia dan Israel, di tengah dinamika global terkait konflik Palestina.

“Dia, sekali lagi, menegaskan kepada saya apa yang telah disampaikan di depan umum, yaitu menyangkal konsekuensi yang dialami orang-orang tidak bersalah,” kata Albanese pada 12 Agustus lalu.

Dinamika Global yang Memengaruhi Hubungan Diplomasi

Isu ini menunjukkan bagaimana perbedaan pandangan terhadap konflik Palestina bisa memengaruhi hubungan diplomatik antar negara.

Australia berada dalam posisi yang ingin mendukung solusi perdamaian, sementara Israel terus mempertahankan pendiriannya terhadap keamanan negara.

Selain itu, tindakan Israel mencabut visa diplomat Australia menunjukkan bahwa mereka tidak ragu untuk melakukan langkah-langkah represif jika merasa diperlakukan tidak adil.

Sementara itu, Australia tetap bersikeras bahwa keputusan mereka untuk mengakui Palestina adalah bentuk dukungan terhadap keadilan dan hak asasi manusia.

Dengan situasi yang terus memanas, dunia internasional mulai memperhatikan lebih dekat bagaimana konflik ini bisa memengaruhi stabilitas regional dan hubungan antar negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *