Pasar Bunga Rawa Belong, Pusat Perdagangan Bunga Terbesar di Asia Tenggara
JAKARTA – Pasar Bunga Rawa Belong di Jakarta Barat masih menjadi destinasi utama bagi para penggemar bunga. Berbagai jenis bunga dengan warna-warna yang menarik dan segar terpajang rapi di lapak-lapak pedagang.
Tempat ini tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat Jakarta, tetapi juga oleh pengunjung dari berbagai daerah.
Pasar ini telah mendapatkan gelar sebagai pasar bunga terbesar se-Asia Tenggara. Saat Warta Kota mengunjungi lokasi pada Kamis (7/8/2025), area pasar masih ramai dengan aktivitas pedagang dan pembeli.
Aroma harum dari bunga memenuhi udara, membuat pengunjung merasa nyaman dan tertarik untuk melihat lebih dekat.
Bunga-bunga yang dijual sangat beragam, mulai dari mawar, aster, matahari, pikok, baby bearth, lily, hingga jenis lainnya. Keberagaman ini membuat beberapa pengunjung sering kali bingung dalam memilih.
Beberapa bahkan membeli bunga campur untuk dibuat menjadi buket agar bisa mendapatkan berbagai jenis bunga sekaligus.
Para penjual rutin melakukan perawatan khusus agar bunga tetap segar. Mereka membuat sayatan di bagian bawah batang bunga agar dapat bertahan lebih lama meski hanya diberi air sebagai media tanam.
Selain itu, penjual juga menjual berbagai produk seperti bunga batangan, bunga kering, karangan bunga, hingga paket bunga yang berisi ribuan batang.
Meskipun pasar ini masih diminati dan semakin ramai, tampilan fisiknya masih terlihat usang. Dinding pasar banyak yang catnya terkelupas, lantai retak dan berkerak. Untuk menciptakan suasana yang lebih sejuk, para pedagang memasang kipas angin di sepanjang area pasar.
Di luar pasar, terdapat sampah-sampah yang berserakan dan ditumpuk secara sembarangan sebelum diangkut oleh petugas kebersihan. Lahan parkir yang disediakan pun terbatas, sehingga sering terjadi parkir liar di sekitar pasar.
Zizi, salah satu pembeli setia, mengatakan bahwa ia sudah tiga kali datang ke pasar ini. Ia merasa puas karena harga bunga di sini lebih murah dibandingkan toko-toko lain. “Harganya jauh lebih murah, bedanya bisa Rp 5.000 – 10.000,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kondisi pasar kurang elok dan perlu adanya perbaikan. “Kondisinya panas dan jelek, mungkin bisa dimodernisasi agar pembeli nyaman,” tambahnya. Zizi juga mengharapkan adanya penataan parkir agar tidak ada lagi parkir liar.
Sementara itu, Budi, salah satu pedagang di pasar ini, mengungkapkan bahwa pada tahun 1996, pasar ini hanya diisi oleh 5-10 pedagang. Namun, seiring waktu, minat terhadap bunga meningkat, sehingga banyak pedagang baru bergabung.
Sayangnya, harga jual bunga kini semakin turun. “Dulu bunga ukuran besar bisa Rp 100.000, sekarang cuma Rp 80.000,” ujar Budi.
Ia juga menyebut bahwa sempat ada rencana renovasi pasar, tetapi hingga saat ini belum terwujud. “Rencananya dihentikan karena pandemi, sekarang ya begini aja,” pungkasnya.