“Metode pengerjaan menggunakan sistem rigid pavement atau cor beton, yang dinilai lebih tahan lama terhadap beban berat dan cuaca ekstrem, dibanding aspal.
Metode ini dipilih mengingat tingginya intensitas lalu lintas harian di Jalur Pantura, termasuk truk-truk logistik bermuatan besar,” jelasnya.
Meskipun memiliki target waktu yang ketat, kata dia, pelaksana proyek tetap mengedepankan kualitas dan ketepatan metode. Beberapa kendala yang kerap muncul di lapangan.
Di antaranya, Kepadatan lalu lintas harian, terutama kendaraan berat yang dapat mengganggu mobilitas alat berat.
“Cuaca ekstrem seperti hujan deras yang bisa menghambat proses pengecoran. Kita juga sudah melakukan koordinasi lintas sektor, mengingat proyek melewati beberapa batas wilayah (Brebes–Tegal–Pemalang). Untuk target selesai akhir November 2025 ini,” beber dia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata Doni, proyek dilakukan bertahap per segmen, dengan sistem buka-tutup dan pengalihan arus. Penggunaan material beton pracetak dan sistem kerja siang-malam juga diterapkan agar target penyelesaian tetap tercapai.
Demi menjamin kelancaran lalu lintas selama proses pengerjaan, PPK 1.1 bekerja sama erat dengan Satlantas Polres Brebes. Dengan penerapan sistem contraflow sebagai bagian dari rekayasa lalu lintas sementara.
Perbaikan Jalur Pantura Brebes-Tegal Rp 62 Miliar Ditarget Rampung November 2025
