Penyelesaian Kasus Guru yang Menampar Siswa di Subang
SUBANG – Kasus guru yang menampar siswa di SMPN 2 Jalancagak, Subang, telah mencapai titik penyelesaian melalui jalur damai. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah bertemu dengan orang tua siswa dan sepakat untuk tidak membawa kasus ini ke ranah hukum. Tujuan utamanya adalah untuk menghindari munculnya rasa dendam dan menjaga harmonisasi antara pihak sekolah dan keluarga.
Dalam pertemuan tersebut, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa semua pihak setuju untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Ia menyampaikan harapan agar kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak terkait. “Besok kita akan bertemu dengan gurunya di sekolah, masalahnya selesai tanpa dendam dan tanpa proses hukum. Semua berdamai demi pendidikan anak Jawa Barat,” ujarnya dalam unggahan Instagram.
Dedi Mulyadi juga memberi pesan kepada para guru di Jawa Barat agar tetap semangat dalam mendidik, tetapi tanpa menggunakan kekerasan. Ia menyarankan bentuk hukuman yang lebih manusiawi, seperti membersihkan toilet atau mengelap kaca, sebagai cara untuk membentuk karakter siswa. “Salam untuk semua guru di Jawa Barat, tetap mengajar dengan baik dan berani bertindak mendisiplinkan siswa, tapi tetap berikan hukuman yang sesuai,” jelasnya.
Orang tua siswa yang menjadi korban berharap kejadian serupa tidak terulang. Mereka berharap ke depannya, anak-anak bisa belajar dalam lingkungan yang aman dan nyaman. Selain itu, mereka juga berharap para guru lebih semangat dalam mendidik, namun tetap menghindari penggunaan kekerasan.
Kritik dari Tokoh Publik
Meski kasus ini diselesaikan secara damai, ada pihak yang memberikan kritik terhadap sikap Gubernur Dedi Mulyadi. Waketum PSI, Ronald Aristone Sinaga atau dikenal sebagai Bro Ron, menilai pernyataan Dedi Mulyadi yang menganggap tindakan guru tersebut sebagai bentuk kedisiplinan justru berpotensi menormalisasi kekerasan di lingkungan sekolah.
Bro Ron menegaskan bahwa kekerasan bukanlah solusi. “Harus keras tidak juga nampoel, Pak. Jangan ngawur lah!” ujarnya menanggapi pernyataan Dedi Mulyadi.
Upaya Mendisiplinkan Siswa
Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, Yaumi Basuki, menjelaskan bahwa guru Rana Setiaputra awalnya berupaya mendisiplinkan ZR dan tujuh siswa lain yang kedapatan meloncat pagar sekolah untuk bolos. Kejadian ini dianggap sebagai kesalahpahaman antara orang tua siswa dan pihak sekolah.
Pihak sekolah melakukan mediasi dengan guru, orangtua ZR, dan pihak sekolah pada Selasa (4/11/2025). Hasilnya, guru dan orang tua saling memaafkan. Namun, setelah mediasi, orang tua tetap menyebarkan kejadian tersebut di media sosial.
Yaumi menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi karena larangan meloncat pagar sekolah yang baru saja selesai dibangun. Pagar ini sempat roboh sebelumnya akibat ulah siswa dan cuaca. Pihak sekolah khawatir pagar tersebut rusak kembali jika tidak dijaga.
Video Viral di Media Sosial
Video seorang guru yang bersitegang dengan orang tua siswa viral di media sosial. Guru tersebut bernama Rana Setiaputra dan berasal dari SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang. Dalam video itu, sang guru terlibat adu mulut dengan orang tua siswa.
Orang tua siswa menegur guru tersebut karena diduga menampar anaknya di sekolah. Guru tersebut menantang orang tua siswa untuk melapor ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ia mengaku tidak takut dengan ancaman tersebut.
Pembelaan Tindakan Guru
Guru tersebut membela tindakannya dengan alasan siswa sering ditegur namun tidak kunjung menurut. Ia juga menyatakan bahwa orang tua siswa pernah dipanggil sebelumnya. Namun, orang tua siswa menegaskan bahwa tindakan kekerasan apapun terhadap anak didik tidak dapat dibenarkan.
Percakapan semakin panas ketika orang tua siswa meminta guru tersebut menjaga sikapnya demi menjaga nama baik sekolah. Namun, guru tersebut justru menanggapi dengan ucapan tajam, “Saya justru menjaga nama baik sekolah. Kalau tidak cocok, pindah saja cari sekolah yang bagus.”












