Fokus Utama RAPBN 2026: Pangan, Energi, Ekonomi, dan Pertahanan
JAKARTA – Dalam pidatonya di sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan sidang bersama DPR-DPD, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rencana anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2026.
RAPBN ini menjadi yang pertama disusun oleh pemerintahannya dengan fokus pada beberapa bidang utama seperti ketahanan pangan, energi, ekonomi, dan pertahanan.
Prabowo menekankan pentingnya ketangguhan sebagai fondasi kemandirian dan kesejahteraan rakyat. Ia menyatakan bahwa pemerintah akan memperkuat ketahanan di berbagai sektor tersebut.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya hilirisasi, pendidikan, dan kesehatan. “Hilirisasi akan kami perluas, lapangan kerja akan kami ciptakan, nilai tambah harus kita maksimalkan dan tetap berada di tanah air,” ujarnya.
Pertumbuhan Ekonomi dan Penurunan Kemiskinan
Prabowo mengklaim bahwa pertumbuhan ekonomi telah meningkat sejak awal kepemimpinannya. Pertumbuhan ekonomi triwulan kedua 2025 mencapai 5,12 persen year on year.
Konsumsi masyarakat meningkat 4,97 persen, sementara ekspor tumbuh kuat sebesar 10,67 persen. Nilai tambah dari hilirisasi menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekspor.
Tingkat kemiskinan juga ditekan menjadi yang terendah dalam sejarah, yaitu 8,47 persen. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,76 persen di Februari 2025, dengan 3,6 juta lapangan kerja baru berhasil diciptakan.
Program Unggulan yang Dirasakan Rakyat
Beberapa program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa Merah Putih, sekolah rakyat, dan cek kesehatan gratis telah dirasakan oleh rakyat.
MBG sudah dinikmati oleh 20 juta orang, cek kesehatan gratis mencapai lebih dari 17 juta penerima manfaat, revitalisasi sekolah mencapai lebih dari 13.000 sekolah dan madrasah, serta pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang telah dimulai.
Pada akhir 2025, setiap koperasi akan memiliki gudang, cold storage, gerai, dan dua kendaraan truk untuk menjemput dan mengantar hasil bumi.
Negosiasi Tarif dan Partisipasi Global
RAPBN 2026 juga mencakup upaya menjaga stabilitas ekonomi di tengah gejolak global. Pemerintah telah mengucurkan stimulus ekonomi tahap pertama sebesar Rp 33 triliun pada Januari 2025 dan tahap kedua sebesar Rp 24,4 triliun pada Juni 2025.
Prabowo juga menyebutkan keberhasilan negosiasi tarif bilateral dengan Amerika Serikat, yang turun dari 32 persen menjadi 19 persen. Negosiasi bebas tarif Indonesia-UE Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) telah selesai. Di forum multilateral seperti BRICS, G20, dan ASEAN, Indonesia aktif memperjuangkan kepentingan nasional.
Delapan Agenda Prioritas
RAPBN 2026 dibagi menjadi delapan agenda prioritas, termasuk swasembada pangan, ketahanan energi, MBG, pendidikan bermutu, kesehatan berkualitas, Koperasi Desa Merah Putih, pertahanan rakyat semesta, dan investasi serta perdagangan global. Sektor pendidikan mendapat anggaran terbesar dalam sejarah, yaitu 20 persen atau sekitar Rp 757,8 triliun.
Efisiensi Anggaran
Dalam APBN 2026, belanja negara dialokasikan sebesar Rp 3.786,5 triliun; pendapatan negara ditargetkan mencapai Rp 3.147,7 triliun, dengan defisit sebesar Rp 638,8 triliun atau 2,48 persen PDB. Prabowo berkomitmen untuk terus melakukan efisiensi agar defisit dapat ditekan sekecil mungkin.
Penghapusan Tantiem BUMN
Prabowo juga menyentil pengelolaan tantiem di BUMN, yang menurutnya tidak masuk akal. Ia memangkas jumlah komisaris dan menghilangkan tantiem. Ia juga meminta direksi dan komisaris untuk mundur jika tidak setuju dengan kebijakan baru ini.
Target Pertumbuhan Ekonomi 2026
Di akhir pidato, Prabowo menyampaikan target pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,4% atau lebih. Inflasi diharapkan terkendali di level 2,5 persen, suku bunga SBN di kisaran 6,9 persen, nilai tukar di kisaran Rp 16.500 per dollar AS, tingkat pengangguran terbuka di kisaran 4,44–4,96 persen, angka kemiskinan di kisaran 6,5–7,5 persen, Rasio Gini di kisaran 0,377–0,380, serta Indeks Modal Manusia di kisaran 0,57.