Puan Umumkan Pertemuan Prabowo dan Megawati Kedua Kalinya, Pakar Jelaskan Latar Belakangnya

Pertemuan Prabowo dan Megawati: Kedekatan Politik yang Tidak Bisa Dilepaskan

Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menjadi topik yang menarik perhatian publik. Sebelumnya, pertemuan ini telah terjadi sebanyak dua kali, salah satunya berlangsung pada 7 April 2025 dalam suasana Idulfitri. Kini, rencana pertemuan keduanya kembali muncul, yang mengundang banyak spekulasi di kalangan pengamat politik.

Seorang analis politik, Adi Prayitno, memberikan pandangan tentang latar belakang dari pertemuan ini. Menurutnya, momen penting yang tidak bisa dilepaskan adalah Upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Istana yang tidak dihadiri oleh Megawati. Pada hari itu, semua mantan presiden dan wakil presiden hadir bersama Prabowo, sementara Megawati memilih untuk menyelenggarakan upacara sendiri di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Adi juga menjelaskan bahwa hubungan Megawati dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), tidak selalu harmonis. Hubungan Megawati dan SBY sempat renggang sejak Pilpres 2004. Saat itu, SBY yang merupakan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan di era Megawati memutuskan mundur dan kemudian maju sebagai capres bersama Jusuf Kalla. Ia berhasil mengalahkan Megawati yang berpasangan dengan Hasyim Muzadi.

Sementara itu, hubungan Megawati dan Jokowi sudah menjadi informasi umum. Jokowi, yang dulunya merupakan kader banteng, pernah dipecat oleh Megawati dengan label pengkhianat. Ia juga enggan mendukung Ganjar Pranowo, jagoan PDIP, dalam Pilpres 2024, dan memilih mendukung Prabowo yang berpasangan dengan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Adi, ketidakhadiran Megawati dalam upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI memperkuat dugaan adanya jarak psikologis antara Megawati dengan SBY dan Jokowi. “Dari versi kawan-kawan PDIP, mereka rutin melakukan upacara HUT di sekolah partai mereka. Namun, ketidakhadiran Ibu Megawati dalam upacara di Istana ini memperkuat bahwa ada jarak politik yang tidak bisa bertemu sampai saat ini,” ujarnya.

Di sisi lain, Adi melihat bahwa Prabowo ingin menjaga hubungan baik dengan semua mantan presiden, termasuk Megawati. Hal ini semakin penting karena saat ini PDIP menjadi satu-satunya partai yang tidak masuk ke dalam pemerintahan. Tidak ada kadernya yang menjadi menteri pembantu Prabowo. Partai banteng memilih untuk menjadi penyeimbang, yang akan mengapresiasi program pro rakyat dan mengkritik program yang merugikan rakyat.

“Harmonisasi politik antar tokoh sangat penting. Setelah amnesti dan abolisi, tujuan utamanya adalah kerja sama politik dengan berbagai pihak, serta harmoni dan kooperasi untuk membangun bangsa,” tambah Adi.

Puan Maharani Mengungkap Rencana Pertemuan

Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, mengungkapkan bahwa pertemuan antara Prabowo dan Megawati akan segera dilakukan. Ia menyatakan bahwa Presiden memiliki banyak agenda, termasuk karnaval dan acara lainnya. Meski demikian, ia memastikan bahwa pertemuan tersebut akan terjadi, meskipun tidak pada hari ini.

“Pastinya Insya Allah akan ada pertemuan, tapi bukan hari ini,” kata Puan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu.

Puan tidak memberikan detail lebih lanjut tentang jadwal pertemuan tersebut. Namun, ia menyebut kemungkinan pertemuan akan dilaksanakan pada pekan depan. “Mungkin secepatnya. Pekan depan mungkin saja, karena jadwal Presiden masih padat,” ujarnya.

Ia juga tidak menjelaskan apa yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut. Menurut Puan, pertemuan ini hanya sebatas silaturahmi dan makan bersama. “Setiap pertemuan tidak harus ada pembahasan serius. Nanti bagaimana membicarakan bangsa dan negara, silaturahmi, bertemu cerita, dan makan enak,” ucap Puan.

Selain itu, Puan menegaskan bahwa PDIP dan Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo memiliki hubungan dekat. Ia menyebut hubungan tersebut seperti kakak-adik. “Dari dulu sudah dekat,” katanya.