Peran IPB dalam Membangun Kampus sebagai Ruang Eksperimen Nyata
JAKARTA – Rektor IPB University, Arif Satria, menjadi pembicara kunci dalam forum internasional Living Lab Summit yang diadakan di Stanford University, Amerika Serikat, pada 6–7 Oktober 2025.
Acara ini dihadiri oleh akademisi, peneliti, inovator, dan pengambil kebijakan dari 15 universitas di 12 negara yang berkomitmen mengembangkan konsep living laboratory di lingkungan kampus maupun masyarakat.
Dalam presentasinya dengan tema “Campus Setting as Living Lab at IPB as Innopreneurial University”, Arif Satria menjelaskan strategi transformasi IPB menjadi innopreneurial university melalui pendekatan living lab.
Konsep ini menjadikan kampus sebagai ruang eksperimen nyata yang mengintegrasikan pendidikan, riset, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat.
“Konsep living lab memungkinkan universitas menjadi ruang pembelajaran yang langsung berinteraksi dengan konteks sosial dan lingkungan yang sesungguhnya,” ujarnya.
Kawasan-Kawasan yang Menjadi Bagian Ekosistem Living Lab IPB
IPB telah menciptakan beberapa kawasan yang menjadi bagian dari ekosistem living lab, antara lain:
- Jonggol Innovation Valley, pusat inovasi kelapa sawit dan peternakan.
- Kawasan produksi hortikultura Sukamantri yang melibatkan 219 petani tanaman hias berorientasi ekspor.
- Hutan pendidikan Gunung Walat sebagai model kelola hutan berkelanjutan.
- Taman teknologi agribisnis yang membina 759 petani pemasok 54 supermarket di Jabodetabek.
Selain itu, IPB juga mengelola science techno park dengan 489 startup dan berbagai teaching industry, serta living lab kelautan di Pelabuhan Ratu dan Kepulauan Seribu.
Program Pengabdian Masyarakat yang Luas
Di luar kampus, IPB menjalankan berbagai program pengabdian seperti:
- One Village One CEO (OVOC) di 1.043 desa.
- Data desa presisi di 1.239 desa.
- Sekolah peternakan rakyat yang melibatkan 12.600 peternak di 15 provinsi.
- Pemasangan automatic weather station di 100 desa untuk meningkatkan literasi iklim petani.
Hingga saat ini, IPB telah mendampingi 7.395 desa atau sekitar 9,8 persen dari total desa di Indonesia.
Kontribusi IPB dalam Forum Internasional
Kehadiran IPB dalam Living Lab Summit menjadi bukti pengakuan internasional atas kiprah IPB dalam hilirisasi riset dan inovasi ke masyarakat.
Forum tersebut juga menjadi ajang memperkuat jejaring global, berbagi praktik terbaik, serta merancang masa depan pendidikan tinggi yang lebih adaptif dan berkelanjutan.
Melalui pendekatan living lab, IPB menunjukkan bahwa kampus dapat menjadi wadah yang tidak hanya menyimpan ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menghasilkan solusi nyata untuk permasalahan masyarakat.
Dengan konsep ini, IPB berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi yang berdampak luas dan berkelanjutan.