Rieke Diah Pitaloka Beberkan Kinerja Uya Kuya dan Eko Patrio di DPR, Soroti Gaya dan Komunikasi

Kritik terhadap Dinonaktifkannya Anggota DPR yang Berasal dari Kalangan Artis

JAKARTA – Seorang politisi sekaligus aktris senior, Rieke Diah Pitaloka, memberikan pernyataan mengenai dinamika yang sedang berlangsung terkait beberapa artis yang kini menjalani karier di dunia politik.

Ia menyampaikan pandangan mengenai kinerja Uya Kuya dan Eko Patrio sebagai anggota DPR RI, yang belakangan ini menjadi sorotan publik setelah keduanya dinonaktifkan dari jabatannya.

Rieke menilai bahwa meskipun ada kesalahan dalam hal gestur dan komunikasi, kontribusi yang diberikan oleh Uya Kuya dan Eko Patrio selama menjadi anggota DPR tidak bisa diabaikan. Menurutnya, keduanya tetap menunjukkan kerja nyata untuk masyarakat, meskipun mendapat banyak kritik tajam.

Peristiwa tersebut memicu perhatian publik setelah terjadi penjarahan rumah Uya Kuya dan Eko Patrio pada malam hari tanggal 30 Agustus 2025. Massa yang emosional akibat isu tunjangan rumah bagi anggota DPR RI nekat masuk ke kediaman dua artis yang kini aktif di dunia politik.

Situasi semakin memanas setelah video yang menampilkan sejumlah anggota DPR RI berjoget saat Sidang Tahunan MPR pada 15 Agustus 2025 beredar. Video tersebut dianggap menyakiti hati rakyat yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi. Akibatnya, kritik terhadap wakil rakyat semakin meningkat.

Buntut dari peristiwa tersebut adalah penghapusan tugas Uya Kuya yang saat itu menjabat di Komisi IX DPR RI dari Fraksi PAN. Langkah serupa juga dilakukan terhadap Eko Patrio serta beberapa nama lain seperti Nafa Urbach dan Ahmad Sahroni.

Rieke Diah Pitaloka, yang kini menjabat sebagai anggota Komisi VI DPR RI, menyampaikan rasa prihatin atas terjadinya penjarahan rumah para anggota DPR. Menurutnya, rumah yang dijarah bukan berasal dari pekerjaan mereka di DPR, melainkan hasil jerih payah mereka di dunia hiburan.

“Mas Uya itu baru 10 bulan di DPR. Rumah yang dijarah bukan hasil kerja di DPR, tapi dari kerja kerasnya di dunia entertainment,” ujar Rieke dalam sebuah podcast YouTube.

Ia menambahkan bahwa hal yang sama juga berlaku untuk dirinya sendiri. Rumah yang ia tempati saat ini, jelasnya, bukan berasal dari penghasilan sebagai anggota DPR, melainkan hasil kerja selama bertahun-tahun sebagai aktris.

Meski begitu, Rieke tetap mengakui bahwa gestur dan cara komunikasi Uya Kuya perlu diperbaiki. Menurutnya, posisi sebagai wakil rakyat menuntut sikap hati-hati, terutama di tengah situasi ekonomi yang sulit.

“Ada salah gesture, ada salah komunikasi, itu yang harus diperbaiki,” kata Rieke.

Lebih jauh, Rieke mengaku kehilangan sosok Uya Kuya setelah dinonaktifkan. Ia menyebut Uya sebagai partner kerja yang baik saat sama-sama duduk di Komisi IX, khususnya dalam menangani kasus perdagangan orang dan masalah kesehatan.

“Aku kehilangan Mas Uya. Dia itu partnerku di Komisi IX untuk advokasi kasus tindak pidana perdagangan orang dan isu kesehatan,” ungkapnya.

Tidak hanya soal Uya, Rieke juga menyentuh kinerja Eko Patrio. Menurutnya, meskipun Eko dikenal kocak sebagai komedian, namun ia adalah sosok yang tulus dan serius dalam menjalankan tugas di DPR RI.

“Mas Eko itu tulus orangnya, memang konyol karena komedian. Tapi di DPR, dia serius bekerja. Bukan untuk membela, tapi memang gestur dan komunikasi saja yang harus diperbaiki,” tegasnya.

Rieke bahkan menceritakan peran Eko Patrio dalam mendukung perjuangannya membongkar sejumlah kasus, mulai dari persoalan mafia pangan hingga advokasi tanah Mat Solar alias Bajuri. Menurutnya, Eko termasuk sosok yang setia mendukung perjuangan teman.

“Aku pernah dibantu Mas Eko waktu memperjuangkan hak tanahnya Bang Juri (Mat Solar). Dia support banget. Begitu juga dalam beberapa isu, termasuk membongkar mafia pangan dan mafia timah,” jelas Rieke.

Ia menegaskan bahwa setiap orang memiliki sisi positif dan negatif. Namun, menurutnya, tidak adil jika seluruh anggota DPR yang berlatar belakang artis langsung dicap buruk hanya karena satu dua kesalahan komunikasi.

“Setiap orang ada plus minusnya. Jangan dipukul rata,” tandasnya.

Dengan pernyataan tersebut, Rieke berharap publik bisa lebih objektif dalam menilai kinerja wakil rakyat, termasuk mereka yang berasal dari kalangan selebritas. Ia juga mengingatkan agar kritik tetap disampaikan secara elegan, bukan dengan tindakan anarkis seperti penjarahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *