Peristiwa Demo yang Berakhir dengan Guyuran Hujan
Ratusan pengunjuk rasa di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, terlibat bentrokan fisik dengan aparat gabungan TNI-Polri dan Satpol PP. Kericuhan ini terjadi meskipun pemerintah telah mengumumkan penundaan kenaikan pajak bumi dan bangunan (PBB-P2). Akhirnya, kejadian ini berhenti setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Massa pengunjuk rasa akhirnya membubarkan diri, sementara aparat kembali ke halaman kantor Bupati pada Rabu, 20 Agustus 2025, sekitar pukul 00.30 WITA. Unjuk rasa yang awalnya damai berubah menjadi bentrok setelah massa menuntut pembatalan kenaikan pajak yang tidak bisa mereka terima.
Kronologi Lengkap Demo Bone
Unjuk rasa dimulai dari pukul 10.00 WITA pada Selasa, 19 Agustus 2025, ketika ribuan massa berkumpul di Alun-Alun Lapangan Merdeka Watampone. Mereka dipimpin oleh aktivis kampus, Rafly Fasyah, yang memimpin aksi unjuk rasa. Pada pukul 13.15 WITA, massa kemudian melakukan long march menuju kantor Bupati Bone yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Macanang, Kecamatan Taneteriattang Barat.
Kantor Bupati Bone dilengkapi pagar kawat berduri serta pengamanan dari 1.000 aparat gabungan TNI-Polri dan Satpol PP. Akibatnya, pengunjuk rasa memilih untuk membuat panggung orasi di depan kantor dan memblokade jalur trans Sulawesi menggunakan tameng manusia.
Rafly Fasyah menyampaikan aspirasi massa dengan tegas: “Pemerintah harus mendengarkan aspirasi masyarakat yang dengan suka rela datang ke sini untuk meminta agar kenaikan pajak segera dibatalkan.”
Kekecewaan Massa dan Pemprov
Pukul 17.00 WITA, suasana mulai memanas ketika Bupati Bone, Andi Asman Sulaeman, enggan bertemu langsung dengan pengunjuk rasa. Ia justru memilih untuk menghindar, sehingga massa semakin marah. Akibatnya, aksi saling lempar botol air mineral terjadi.
Massa bahkan berhasil menjebol pagar kawat berduri dan merobohkan pagar kantor Bupati. Pukul 19.00 WITA, ribuan massa berhasil masuk ke halaman kantor Bupati dan melakukan orasi. Namun, dialog yang dilakukan oleh beberapa pejabat gagal karena massa bersikeras ingin bupati dan wakil bupati langsung berbicara dengan mereka.
Massa coba merangsek masuk ke dalam gedung, tetapi dihalangi oleh aparat. Bentrokan fisik pun tak terhindarkan. Aparat menggunakan water cannon dan tembakan gas air mata untuk menghalau massa keluar dari halaman kantor Bupati.
Penundaan Kenaikan Pajak dan Konsekuensi
Bentrokan fisik terjadi di beberapa lokasi, termasuk Jalan Ahmad Yani, Jalan MT Haryono, Jalan Wahidin Sudirohusodo, dan Jalan Hos. Cokroaminoto. Pukul 22.30 WITA, pemerintah melalui plt Sekda Bone, Andi Saharuddin, mengumumkan penundaan kenaikan PBB-P2 setelah mendapat petunjuk dari pusat.
“Setelah kami mencermati dan berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk dari Bapak Bupati, Bapak Wakil Bupati, dan termasuk dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), tadi kami sempat berkomunikasi, akhirnya pimpinan menyampaikan kepada kami untuk menunda dan melakukan evakuasi secara total terkait kenaikan pajak tersebut,” ujar Andi Saharuddin dalam siaran persnya.
Meski penundaan pajak resmi diumumkan, bentrokan tetap berlangsung dan mengakibatkan sejumlah petugas dan pengunjuk rasa terluka. Puluhan pengunjuk rasa ditangkap.
Akhir dari Kericuhan
Akhirnya, bentrokan berhenti pada pukul 00.30 WITA Rabu, 20 Agustus 2025, tepat saat hujan deras mengguyur. Massa pengunjuk rasa di berbagai titik langsung membubarkan diri, sementara aparat gabungan kembali ke halaman kantor Bupati. Kericuhan yang terjadi selama beberapa jam akhirnya reda, meninggalkan dampak yang cukup besar bagi masyarakat dan aparat.