Sekolah di Bengkulu Hentikan 72 Siswa Baru, Kepala Sekolah Sebut Operator Pendaftaran Melanggar

Puluhan Siswa Dikeluarkan dari Sekolah Akibat Tidak Terdaftar di Dapodik

BENGKULU – Sebuah sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Kota Bengkulu mengambil keputusan untuk memberhentikan 72 siswa dari sekolah mereka setelah belajar selama sebulan. Keputusan tersebut dilakukan karena siswa-siswa tersebut tidak terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), yang menjadi salah satu syarat penting dalam sistem pendidikan.

Pihak sekolah mengungkapkan bahwa tindakan ini diambil sebagai bagian dari proses seleksi penerimaan siswa baru yang berdasarkan aturan yang telah ditetapkan. Selain itu, ada beberapa jalur penerimaan siswa yang diterapkan, seperti jalur prestasi akademik dan non akademik, afirmasi, jalur pindah tugas orang tua, serta jalur domisili.

Menurut Kepala SMAN 5 Bengkulu, Bihan, jumlah maksimal siswa dalam satu kelas adalah 36 orang. Namun, saat melakukan pengecekan pada 21 Juli, ia menemukan bahwa setiap kelas melebihi batas tersebut, dengan rata-rata 43 siswa per kelas. Hal ini menjadi alasan utama bagi sekolah untuk melakukan pemanggilan kepada para wali murid yang siswanya tidak memiliki Dapodik dan menyarankan mereka mencari sekolah lain.

Keluhan dari Para Wali Siswa

Beberapa wali siswa yang anaknya dikeluarkan dari sekolah mengadu ke DPRD Provinsi Bengkulu. Mereka merasa sangat khawatir dan sedih karena dampak psikologis yang dialami oleh anak-anak mereka. Salah satu ibu wali siswi mengatakan bahwa anaknya menangis sepanjang hari setelah diberhentikan dari sekolah. Ia juga menyebutkan bahwa anaknya merasa malu dan sedih.

Selain itu, ada wali siswa lain yang mengaku bahwa anaknya mengalami sakit akibat kekecewaan tersebut. Menurutnya, kondisi psikis anaknya sangat terganggu setelah mengetahui bahwa ia tidak terdaftar dalam sistem Dapodik.

Penjelasan dari Pihak Sekolah

Bihan menjelaskan bahwa kesalahan teknis terjadi karena banyaknya masyarakat yang datang langsung ke operator penerimaan siswa baru. Meskipun sudah memperingatkan agar tidak menambah calon siswa, hal ini tetap dilanggar. Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak mengetahui adanya praktik uang dalam proses penerimaan siswa baru.

Proses seleksi siswa baru di SMAN 5 Bengkulu berlangsung secara ketat sesuai aturan yang berlaku. Namun, masalah yang muncul menunjukkan bahwa ada celah dalam sistem administrasi yang bisa berdampak pada nasib siswa. Perlu adanya evaluasi dan perbaikan dalam pengelolaan data pendidikan agar tidak terulang kembali.

Langkah Lanjutan

Sementara itu, 30 siswa lainnya yang dikeluarkan dari sekolah berusaha mencari sekolah lain yang masih menerima siswa baru. Proses pencarian ini menunjukkan betapa pentingnya akses pendidikan bagi setiap siswa. Kehadiran Dapodik sebagai sistem data pendidikan harus dijaga agar tidak menjadi hambatan bagi siswa yang ingin melanjutkan studi.

Masalah ini juga menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah dan lembaga pendidikan. Diperlukan koordinasi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat agar tidak ada siswa yang terabaikan akibat kesalahan administratif. Dengan begitu, semua siswa dapat mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *